Saatnya Membidik Potensi Pasar yang Termarginalkan
marketing3o 300x172 Saatnya Membidik Potensi Pasar yang Termarginalkan
Saya masih terusik dengan tulisan Michael E. Porter, profesor Harvard University di Harvard Business Review edisi teranyar. Dalam tulisannya tentang memikir ulang kapitalisme, Michael Porter melihat adanya fakta bahwa kemajuan di bidang bisnis tidak berjalan seiring dengan kemajuan sosial masyarakat.Praktik bisnis pun diklaim sebagai penyebab utama berbagai persoalan sosial dan keplanetan.
Bagi saya, apa yang ditulis Harvard Business Review adalah sebuah paradoks. Kemiskinan di tengah kemajuan bisnis yang gemilang. Biasanya, salah satu tolok ukur kemajuan adalah seberapa besar jumlah pengangguran yang bisa diminimalisir. Sekarang ini, muncul tuntutan agar bisnis tidak sekadar melakukan bisnis tapi bagaimana bisnis juga mampu mencetak wirausaha. Praktik ini menjadi salah satu jalan mengatasi kemiskinan. Agenda ini pun tidak bertentangan dengan bisnis. Sebaliknya, bisnis di era sekarang dituntut memberi kontribusi pada persoalan kontemporer, yakni kemiskinan dan pengangguran.Inilah salah satu semangatbisnis dalam konsep Marketing 3.0—marketing yang berorientasi pada pada nilai-nilai dan human spirit.
Philip Kotler dalam bukunya Marketing 3.0 yang ditulis bersama Hermawan Kartajaya dan Iwan Setiawan, selama ini distribusi kekayaan itu berbentuk piramid di mana hanya sebagian kecil saja yang memiliki daya beli sangat tinggi. Sebab itu, bentuk ini harus diubah menjadi bentuk berlian—di mana mereka yang berada di bagian paling bawah masih punya daya beli dan bergerak bagian tengah yang membesar. Nah, bentuk berlian ini memungkinkan lebih banyak orang yang mempunyai daya beli yang lebih tinggi dan kemakmuran tidak sekadar dinikmati sekaligus dikuasai oleh segelintir pihak.
Dari metafor berlian dari Philip Kotler ini tampak bahwa kemiskinan bukan disebabkan karena kemalasan maupun ketidakmauan orang untuk bekerja keras. Lebih mendasar dari itu, kemiskinan adalah problem struktural. Ada sistem maupun struktur yang mengkondisikan orang tidak bisa mengakses kekayaan. Sebaliknya, struktur ini mengkondisikan hanya orang-orang maupun kelompok tertentu yang mengenyam dari kue kekayaan itu. Piramid itu struktur dan struktur itu perlu dirombak. Salah satunya menjadi bentuk berlian.
Kotler menyebut ada tiga kekuatan dan empat persyaratan yang harus dipenuhi untuk membentuk pola distribusi berlian tersebut. Pertama, meningkatkan akses mendapatkan informasi dan infrastrukturnya, termasuk teknologi informasinya. Kotler memberi contoh bagaimana Muhammad Yunus—pendiri Grameen Bank dan peraih Nobel Perdamaian 2006—ini membangun literasi informasi di komunitas petani di Bangladesh. Grameen Phone telah membangun interkonektivitas di antara petani dan ini memberdayakan mereka. Di India, misalnya, internet menjadi berkah bagi petani. Mereka bisa dengan cepat mengetahui informasi terkini harga tanaman pangan di dunia. Mereka juga banyak belajar tentang perubahan iklim maupun cara bercocok tanam kontemporer.
Di Indonesia, merek Nokia pernah meluncurkan ponsel khusus untuk petani. Ponsel ini dilengkap dengan fitur “life tolls” yang memungkinkan petani maupun peternak ikan bisa mengakses informasi harga pasar. Nah, semakin jelas, relasi informasi dengan kemiskinan. Sekarang ini, di era yang serba horisontal, para pebisnis bisa memafaatkan ini untuk memperbesar bisnis sekaligus berkontribusi membangun literasi informasi yang semakin menyeluruh. Di pengujung tahun lalu, menurut survei, penetrasi internet di Indonesia masih tergolong rendah dibanding dengan negara-negara di Asia.
Kedua, perpaduan antara kelebihan penawaran, underconsumption di pasar yang mapan, dan hiperkompetisi di bagian atas dan tengah piramida. Sekarang, perusahaan harus bisa menjangkau dan menggarap pasar yang selama ini dilupakan. Bank, misalnya, sekarang mulai membidik komunitas rural di pedesaan. Agusman dari Bank Indonesia dalam diskusi di MarkPlus bulan lalu mengatakan bahwa masih ada peluang besar bagi bank menggarap pedesaan. Kata Agusman, 13,3 persen penduduk Indonesia masih di bawah angka kemiskinan. Sementara, 64, 25 persen berada di pedesaan dan 60 persen tidak mempunyai akses perbankan. Lalu, ada sekitar 60-70 persen dari 51,3 juta UMKM belum tersentuh perbankan.Selain bank, perusahaan lain bisa melakukan langkah serupa dengan membidik komunitas-komunitas terpencil. Dell, milsanya, sukses menggarap komunitas rural di India dengan komputer murah. Ini untuk mengimbangi penurunan penjualan di pasar mapan.
Ketiga, kebijakan pemerintah untuk membangun daerah-daerah untuk mencegah laju urbanisasi ke pusat-pusat kota. Tentunya, dengan membangun infrastruktur yang membuat para investor tertarik untuk turut membangun di daerah tersebut. Sementara, pebisnis juga berani memutar uangnya di sana.
Ketiga kekuatan itulah yang menjadi modal menggarap potensi pasar yang selama ini termarginalkan. Toh, dengan membuat piradima ekonomi itu menjadi berbentuk berlian, para pebisnis juga dengan lebih kreatif dan leluasa melakukan inovasi di pasar ini. Banyak yang tidak berani menerjunkan diri ke wilayah rural ini dengan pertimbangan risiko, cost besar, dan sebagainya.Padahal, wilayah terpinggirkan yang mahaluas ini jadi potensi tersendiri untuk digarap. Menurut saya, bagus sekali kesimpulan yang dibuat Kotler: doing well by doing good disruptively—memiliki pertumbuhan bisnis yang bagus dengan memecahkan problem kemiskinan.
Nah, bagaimana dengan bisnis Anda
Author
Internet Marketing: A Journey Of Discovery
A summary of the journey we take from beginner to experienced internet marketer
Internet marketing is an intense experience It's like living your whole life over again in a few short months or years. Read this article and decide which step you are currently at. This may give you an idea of what to expect as you progress in your internet adventure:
Step 1: Babyhood!
You start off your internet marketing career as a brand new baby, with no idea of how the whole system works. You just follow obediently what others tell you to do, think and say, and you get to know the basics of how the whole system works.
Step 2: "Know-it-all" Teenage Years
Then you become a "teenager", and have just enough knowledge to be dangerous to yourself and others! You go out, gung-ho, spending lots of money and telling everyone what they should be doing. In fact, you probably don't make much money in this phase because you really don't know what you are doing and you eventually find this out the hard way!
Step 3: "Study" Phase
Then you enter the "study phase", where you decide that if you are going to make money at this, you better learn a bit more about the theory of marketing and how to apply it to your business. You realise that this internet marketing business isn't as easy as you thought it was going to be. It is tough going. This is the phase where most people drop out. You find out things about yourself that you didn't know. You grow in your personal knowledge. Even if you do drop out at this stage, it is not really a failure. You have just admitted that this is not for you after all.
Step 4: "Career Phase"
If you tough it out and say to yourself "I AM going to make a success of this", then you enter the "Career" phase. You start taking your business very seriously and you look at how you are going to progress from here on in. Maybe you will decide you are going to build an ezine or an opt-in mailing list. Maybe you decide to join a REAL marketing company with REAL products, and stop jumping on the bandwagon of the latest online ventures that eventually all go bust.
Step 5: "Senior Executive Level"
The previous stage takes a long time. Just like a normal career, your online business career will develop over a period of 5 - 10 years and longer, until you are fully established in your career and are now a "Senior Executive" in the online business market, and you are enjoying the fruits of your hard labour! You have achieved immense personal growth, have stuck it out through the hard times and can be very proud of what you have achieved.
Potensi avowed aim is building long-term relationship with our clients. A relationship that flourished today and
tomorrow as we grow together. Our value customer range from Multi-national companies, Publishers, Insurance
& Financial Institutions, Leading telecom companies, Property, College to Hotel and etc.
# No restriction on Quantity & Product Experiences production team & high ended machinery ensure any quantity can fulfill. Wide range of paper printing items can be produced.
# Excellent Marketing Personnel With our well trained marketing personnel, we are able to provide professional advise to fullfill your special printing needs.
# Graphic Design Our Designing Team is dedicated to meet all your requirements and we are able to design and work with our latest software.
# Product shooting, photo scanning, creative & concept design at servicing charges.
# Finishing Services We provide lamination, hotstamping, diecut, Spot UV, emboss, deboss.
# In house complete folding & binding.
Hands-on work force
# A large workforce capable of large scale manual labor to complete hands on tasks.
# We also have around 30 contract workers working at home helping in finishing job such as gluing box, giftpack, tie string otc
Delivery Time Control
# Lorry transport or courier services provided for nationwide delivery
# Free of charge within klang valley.
# Packing services provided according packing list.
Intel Indonesia memperkenalkan inisiatif menarik di bawah gerakan “Warnai Hidupmu” mlalui kerja sama dengan Jogja Hip Hop Foundation (JHF)- grup hip hop berbakat yang berhasil memadukan unsur gamelan dengan sentuhan modern, dan Nancy Margried- perancang batik fractal yang telah mengembangkan kecintaannya terhadap seni batik melalui transformasi yang lebih luas lagi.
Bersama-sama dengan JHF dan Nancy, Intel akan membagikan cerita inspiratif yang mengulas kesuksesan dan inovasi yang mereka lakukan, termasuk bagaimana komputer berperan untuk memicu kreativitas jutaan orang Indonesia berbakat lainnya.
“Intel menghargai kesuksesan dan bakat yang dimiliki oleh Nancy dan JHF. Kami berharap masyarakat luas dapat terinspirasi dengan kisah nyata kehidupan mereka dan mengalami secara langsung bagaimana komputer memegang peranan dan menggali kreativitas mereka lebih dalam,” kata Norhizam Abdul Kadir, Head of Marketing, Intel Indonesia.
“Kami sangat senang sekali dapat memperluas inisiatif kami yang berada di bawah gerakan Warnai Hidupmu dan dapat bekerjasama dengan praktisi kreatif yang berbakat. Nantinya mereka pun dapat menceritakan kisah nyata kehidupan mereka, bagaimana kehidupan mereka menjadi lebih menarik dan bermakna dengan dukungan komputer dan teknologi,” ia menambahkan.
Sebagai bagian dari program ini, Intel juga telah memproduksi dua film dokumenter pendek untuk Nancy dan JHF. Kedua film dokumenter pendek ini telah disajikan oleh Intel secara luas, melalui beberapa jaringan termasuk, social media dan media elektronik.
Melalui gerakan “Warnai Hidupmu”, Intel berusaha memberikan kisah-kisah nyata yang inspiratif yang akan memungkinkan pengguna agar lebih menikmati pengalaman yang menyenangkan saat menggunakan komputer.
‘Seorang remaja putri ngobrol dengan temannya. sebut saja Anita dan dewi.
Eh Dewi, sudah tahu belum kalau ada peluncuran (launching) model fashion terbaru dari butik Atika?”… Blum, emang kamu tahu dari mana?…Lhoo… nih aku lagi baca status dan update di dinding Butik Atika?… ”
Itulah sedikit pembicaraan dari mereka.
Nah dari pembicaraan itu, mereka sebenarnya lagi membaca sebuah status di facebook Butik Atika.
Dari pembicaraan kedua remaja putri diatas, kita dapat menyimpulkan betapa besarnya potensi pengaruf media sosial bagi dunia pemasaran.
Saat ini, siapa yang tidak mengenal nedia sosial atau situs jejaring sosial. Media sosial pun beragam dan jumlahnya juga sudah sangat banyak, seperti Facebook, Twitter, Koprol dan lain sebagainya. Media sosial sudah menjadi lebih dari sekadar ajang berteman. Media sosial dewasa ini sudah banyak sekali dimanfaatkan untuk pengembangan dunia bisnis. Selain berfungsi sebagai media untuk membangun hubungan yang antar teman (dunia pertemanan), media sosial kini sudah menjadi media untuk membangun kepedulian dan untuk memasarkan produk.
Lalu bagaimana cara memanfaatkan media sosial untuk tujuan itu? ….
Yah, potensi link atau jaringan inilah yang menjadi ide awal. Walaupun Social Media bukan sebuah Search Engine tapi untuk saat ini trendnya luar biasa, anda bisa menggabungkan keduanya (sinergi).
Penyebaran konten yang baik di Twitter, Facebook, Digg, Reddit, dan lain-lain akan menciptakan bangunan link dan jaringan yang alami. Kita ketahui setiap empunya situs atau media sosial ini juga, membangun fasilitas dengan keunikannya masing-masing. Setiap media sosial punya keunikan tersendiri. Dari berbagai media sosial, memiliki keunikan tersendiri.
Hal tersebutlah yang kini dimanfaatkan oleh para marketer untuk media pemasaran. Karena keunikan yang berbeda anatar media sosial tersebut, maka seorang marketer harus memiliki strategi di setiap media sosial. Mengapa demikian? Karena para pengguna media sosial juga beragam. Marketer harus membidik pengguna sebagai potensial market. Misalnya saja Twitter, media yang satu ini, memiliki efek yang dapat diibaratkan seperti penyebaran virus dalam tubuh.
Kembali kepada bisnis Anda, jika dikemas dengan menarik, dapat menyebar dengan cepat di komunitas Twitter. Misalnya jika Anda meluncurkan fitur baru di blog Anda dan menarik, lantas kirim ke Twitter sehingga muncul para pengikut. Ada kemungkinan mereka akan menyebarkan berita tersebut.
Dalam skala yang lebih luas, media sosial bisa berfungsi sebagai media untuk melakukan engagement (keterikatan) dengan konsumen. Hal ini berguna untuk mempertahankan relasi dengan konsumen, membangun kepercayaan dan loyalitas produk.
Jadi jika Anda sudah mengetahui efek yang besar bagi kegiatan pemasaran Anda, mengapa ttidak kita lakukan?…
Potensi Green Product Bergantung Stimulasi
Rhenald Kasali (Ketua Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi-Universitas Indonesia)
Saat ini, pengembangan produk yang ramah lingkungan (green product) seolah menjadi tren yang menyebar hampir ke seantereo dunia. Banyak pelaku dari berbagai industri berlomba-lomba menciptakan produk yang ramah lingkungan guna menjaring minat konsumen.
Namun sayang meski animo masyarakat cukup tinggi terhadap produk ini, perkembangan pasar produk tersebut nampaknya tidak akan bisa melebar sesuai harapan. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari kurangnya stimulus, minimnya dukungan pemerintah, serta mahalnya harga produk. Hal itu disampaikan oleh Rhenald Kasali, ketua Program Studi Magister Manajemen FEUI (Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia).
Rhenald mencontohkan seperti yang terjadi pada mobil hybrid di AS, pelan tapi pasti kehadiran mobil ramah lingkungan tersebut di negeri paman Sam telah hilang dari peredaran saat ini. Salah satu penyebabnya adalah karena kehadiran mobil tersebut dianggap mengganggu bisnis minyak (BBM) bagi pengusaha di negara bagian Texas.
Hal yang sama juga terjadi di Indonesia, itu bisa terlihat dari penetapan pajak mobil hybrid yang lebih mahal, ketimbang mobil biasa. Jadi, potensi pasar produk green itu sebenarnya tergantung bagaimana pemerintah dan lingkungan sekitar di dalam
menstimulasinya. Padahal, manfaat produk green itu sangat luar biasa bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
“Seperti AC yang ramah lingkungan, di tempat komunitas saya. Dahulu, saya menggunakan AC biasa, daya listrik yang terpakai mencapai 2000 watt, namun sejak memakai AC yang ramah lingkungan, dayanya hanya menjadi 900 watt. Bayangkan berapa banyak cost yang bisa dihemat?,“ papar Rhenald.
Begitu juga dengan masalah harga yang mahal, hal ini sebenarnya bisa diakali dengan stimulus oleh pemerintah. Misalnya, subsidi terhadap harga pupuk organik atau mobil hybrid.
Masih menurut Rhenald, bila semua unsur mendukung kehadiran produk ramah lingkungan, maka potensi perkembangannya sungguh luar biasa. Karena, saat ini gaya hidup dan perilaku konsumen perlahan-lahan juga mulai menujukkan gaya hidup yang sadar lingkungan.
Kesadaran pengusaha pada lingkungan bermula sejak isu perubahan iklim digulirkan beberapa tahun silam. Dari situ orang mulai berpikir untuk mengganti bahan bakar fosil menjadi yang non fosil, kemudian dari yang boros energi sampai yang ke hemat energi. Sehingga muncullah bio energy dan semacamnya. Selain itu, perilaku masyarakat khususnya di Indonesia yang laten – memudahkan para produsen untuk memasarkan semua jenis produk asal dikemas, dan dipromosikan secara baik.
Menyinggung bagaimana sebaiknya green marketing ini dijalankan, Rhenald berpendapat bahwa hal itu harus dimulai dari internal practices dulu. Jika memang sebuah perusahaan ingin mengusung produk berkonsep green, maka pertama-tama budaya kerja, hingga tempatnya harus berunsur green. Dari sana biasanya ide atau inovasi produk bahkan strategi green marketing akan muncul.
Rhenald menilai strategi green marketing saat ini sudah mulai diterapkan dibeberapa perusahaan. Dua diantaranya yang kentara adalah LG Electronics, dan Unilever dengan campaign go green -nya yang menitikberatkan pada air.
Memang nampak sekilas kegiatan yang diusung perusahaan seperti program CSR (corporate social responsibility), sehingga yang muncul ke permukaan programnya semata-mata hanya karena CSR. Namun, sebenarnya tidak demikian. Seperti pada program Go Green Unilever yang fokus kepada ketersediaan air bersih. Pasalnya hampir semua produk Unilever berhubungan dengan air. Maka, jika ketersediaan air berkurang, akan mengancam keberlangsungan penjualan produk Unilever.
Menurut Rhenald, perbedaan yang mencolok antara program CSR dengan program green marketing terletak pada tujuannya. Kalau green marketing bertujuan untuk menaikkan penjualan, sedangkan CSR hanya semata-mata bentuk partisipasi perusahaan kepada lingukungan sosial.
Potensi Besar Bisnis Internet Di Indonesia
Peluang Bisnis Indonesia
Oleh karena perkembangan teknologi yang semakin cepat, maka ada banyak cara orang untuk mendapatkan uang, juga berkembang dengan cepat, salah satu sarananya adalah melalui internet, dimana setiap orang bisa berbisnis menggunakan teknologi ini.
Bila dibandingkan dengan cara manual/konvensional ternyata internet menawarkan keuntungan yang sangat luar biasa jika dibandingkan dengan model bisnis offline. Contohnya dalah seorang mahasiswa yang memiliki sebuah website bisa mempunyai kekayaan sampai 13 juta $ hanya dalam waktu 3 tahun saja, lihat saja situs www.facebook.com, yang dimiliki oleh seorang mahasiswa, belum lagi raksasa search engine terbesar didunia google yang kekayaannya bisa melebihi kekayaan sebuah negara.
Di Indonesia sendiri ada beberapa tokoh yang terkenal didalam Dunia Bisnis Online diantaranya adalah Anne Ahira seorang pendiri Bisnis Marketing Internet Centre atau Internet Bussiness Centre.
Beliau telah berhasil merubah nasib hidupnya secara drastis karena menekuni Internet Marketing (Untuk mengetahui lebih detail siapa Ahira anda bisa baca disini) Dengan bukti yang sudah jelas ini, maka saatnya anda mengetahui apa saja keuntungan – keuntungan yang akan didapat jika anda melakukan bisnis melalui internet.
Keuntungan – keuntugan bisnis di internet sebagai berikut:
1. Target Pasar Yang Besar
Berbisnis didunia maya sangat menguntungkan untuk semua orang karena anda mempunyai pasar yang tidak mengenal batas negara dan budaya, target pasar anda adalah dunia, yang tidak dibatasi oleh waktu dan jarak, yang penting mereka terkoneksi dengan internet, itu pasar anda.
Juga semakin hari jumlah mereka yang terkoneksi dengan internet semakin besar, diperkirakan 5 tahun kedepan hampir semua orang akan terkoneksi ke internet. Di Indonesia saja data tahun 2008 ada 20 juta orang yang terkoneksi keinternet dengan pertunbuhan lebih dari 600% pertahunnya, sungguh pasar yang sangat besar bukan. Apalagi koneksi internet di Indonesia semakin murah dimasa mendatang.
2. Flexibilitas Yang Tinggi
Berbisnis diinternet ibarat anda mempunyai tuyul, walaupun anda sedang tidur uang tetap mengalir kekantong anda, juga anda bisa bekerja kapan saja yang anda mau, karena pasar anda tidak pernah tutup, ibarat sebuah took anda mempunyai sebuah took yang buka 24 jam penuh dan pengunjung anda juga 24 jam penuh. Dari segi waktu model bisnis ini sangat flexible dengan waktu, kapan anda mau bekerja, kapan mau beristirahat oke saja.
3. Tidak Perlu Modal Besar
Ini yang paling penting dari sebuah bisnis, kebanyakan orang selalu mengeluh tidak ada modal jika ingin berbisnis. Internet menawarkan bisnis yang tidak memerlukan modal. Bahkan jika anda tidak mempunyai produk untuk dijual, internetpun menyediakan produk itu untuk anda. Jika anda tidak mempunyai uang untuk membuka toko anda, maka internet menyediakan untuk anda “ Gratis”. Bahkan diinternet anda bisa memulai bisnis dengan modal nol sama sekali.
Jika bandingkan dengan bisnis konvensional lainnya, bisnis diinternet tidak memerlukan modal yang besar, sangat beda dengan model bisnis secara offline, disatu sisi potensi pendapatannya juga tidak kalah dengan model bisnis secara offline, bahkan bisa mengalahkan bisnis offline umumnya
Anda mempunyai keahlian SEO ?
Jika iya, mengapa Anda tidak jual saja keahlian Anda tersebut ? Ya, bisnis jasa SEO merupakan bisnis dengan potensi penghasilan yang bisa dikatakan besar. Bagaimana tidak, promosi merupakan kebutuhan yang fundamental dalam bisnis internet, dan SEO sendiri merupakan promosi yang sudah tidak diragukan lagi keampuhannya.
Dengan website berada di TOP 10 Google di keyword tertentu potensi untuk terjadinya penjualan besar. Maka tak heran orang berbondong-bondong mengupayakan sebaik mungkin websitenya berada di TOP 10 besar. Sayangnya SEO tidak semudah membalik telapak tangan, banyak rintangan yang harus dilalui, mulai dari riset untuk menemukan niche yang ideal, optimasi on page, hingga perburuan backlink yang melelahkan.
Beruntung jika semua kerja keras di atas bisa membuahkan hasil, jika tidak tentu sangat disayangkan apalagi menguras banyak waktu dan tenaga, dan kenyataannya demikian, tidak sedikit orang yang dibuat “kecewa” dengan SEO karena tidak kunjung membuahkan hasil. Entah webnya sulit masuk TOP 10 besar, atau sudah berada di TOP 10 Google namun hasilnya tak sesuai yang diprediksikan atau nggak punya waktu untuk melakukannya.
Dari sini, Anda bisa mengambil celah sebuah peluang bisnis emas jika Anda memang ahli dan jago dalam bidang SEO Anda bisa memecahkan masalah mereka dengan membuka bisnis jasa SEO dengan tarif yang bisa Anda tentukan sendiri. Namun sebelum Anda membukan jasa bisnis SEO, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.
Apa saja itu ?
Pastikan Anda memang ahli dalam bidang SEO, sebab ketika Anda sudah dipercaya untuk mengoptimalkan website orang tapi Anda tidak bisa mengerjakan tugas Anda, maka itu bisa merusak kredibelitas alias sama saja dengan bunuh diri karena kepercayaan yang telah diberikan Anda sia-siakan, parahnya lagi jika klien Anda tersebut bercerita di Facebook dan forum-forum mengenai jasa Anda.
Bisa dibayangkankan bakal seperti apa….
Selain itu, manajemen waktu juga patut dipertimbangkan, sebab tidak hanya satu dua website nantinya yang Anda optimasi, tapi banyak web sekaligus, apalagi SEO membutuhkan waktu dan hasilnya tidak bisa diprediksikan secara matematis.
Nah, di luar itu bisnis jasa SEO merupakan bisnis yang menggiurkan. Perlu diketahui, di dalam negeri sendiri para pelaku jasa SEO mengenakan tarif di atas 1.000.000 hingga 7.000.000 per optimasi. Jadi bisa dibayangkan, ketika Anda mempunyai banyak klien, tinggal hitung saja dengan kelipatan angka di atas.
Yes Kawan, tarif 1 juta merupakan tarif yang boleh dibilang kecil dibanding hasil yang akan diperoleh nantinya. Padahal pada umumnya para pebisnis jasa SEO profesional mengenakan tarif mulai 5-10 juta per keywordnya. Nah, untuk menyiasatinya, Anda bisa kenakan tarif yang berbeda-beda setiap kata kunci karena memang beda keyword beda pula jumlah pesaingnya. Tentu keyword dengan persaingan banyak bisa Anda kenai tarif lebih tinggi ketimbang yang biasa.
Berikut ini asumi dari penghasilan bisnis jasa SEO, kita asumsikan tarif rata-rata ya..
Misalkan tarif per keyword Anda rata-rata 2.000.000, maka jika Anda mempunyai 1 klien per harinya, atau 30 klien sebulan, maka hasil yang bisa Anda peroleh adalah 2 juta x 30 = 60.000.000/bulan.
Wow..Hasil yang lumayan bukan ?
Tentu saja nilai di atas tidak bisa dibuat patokan karena memang prediksi, bisa kurang bisa juga lebih. Namun hal penting yang perlu diketahui adalah jika kita ingin mendapat hasil yang besar, maka kita perlu menjual sesuatu yang untungnya besar pula. Nah di bisnis SEO ini adalah salah satu contoh saja.
Dan 1 lagi yang penting dari SEO ini, ketika Anda sudah menguasai ilmu SEO, tentunya SEO yang bukan sekedar SEO ya, tapi dengan segala seluk beluknya, maka itu akan mudah saja bagi Anda untuk menjual apapun di internet. Entah itu menjual jasa SEO itu sendiri ataupun untuk bisnis internet Anda sendiri dengan menciptakan niche market-niche market.
Bagaimana ? Enak bukan menjadi jagoan SEO…. Saya sendiri ingin sekali membuat panduan SEO yang praktis tapi efektif, tapi karena waktu sepertinya belum bersahabat saya pending terus. Meskipun demikian, jika Anda sementara ini menginginkan panduan SEO lebih lengkap, terbukti dan saya sendiri telah percaya,
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kekuatan dan potensi masing-masing. Tapi sampai saat ini masih banyak yang belum menyadari potensi di dalam dirinya sendiri. Padahal potensi setiap orang sangat menunjang kesuksesan hidupnya jika diasah dengan baik. Potensi diri merupakan modal yang perlu kita ketahui. Kita gali dan kita maksimalkan. Karena sesungguhnya perubahan hanya bisa terjadi jika kita mengetahui potensi kita. Lalu mengarahkannya kepada tindakan yang tepat dan teruji. Jika itu terjadi, kita akan memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk melakukan sesuatu denga mantap. Potensi diri, apa itu potensi diri sebenarnya? Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal. Potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental yang dimiliki seseorang dan empunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik ( Habsari 2004:2 ), Kekhasan potensi diri yang dimiliki oleh seseorang berpengaruh besar pada pembentukan pemahaman diri dan konsep diri. Ini juga terkait erat dengan prestasi yang hendak diraih didalam hidupnya kelak. Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki dalam konstek potensi diri adalah jika terolah dengan baik akan memperkembangkan baik secara fisik maaupun mental.
Aspek diri yang dimiliki seseorang yang patut untuk diperkembangkan antara lain:
a. Diri fisik :meliputi tubuh dan anggotanya besrta segala proses dan tindakannya.
b. Proses diri: merupakan alur atau arus pikiran, emosi dan tingkah laku yang konstan.
c. Diri sosial : adalah bentuk fikiran dan perilaku yang diadopsi saat merespon orang lain dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh.
d. Konsep diri: adalah gambaran mental atau keseluruhan pandangan seseorang tentang dirinya.( Habsari 2004 : 2).
Sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-ciri proses fisik,prilaku dan psikologis yang dimiliki. Tapi ada juga potensi yang sudah jelas terlihat dan tampak, namun sesorang tersebut tidak mempergunakannya dengan baik (tidak memanfatkannya) dan tidak mengembangkannya. Secara umum, potensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
* Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya tangkap.
* Etos kerja, seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap tekanan.
* Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.
Menurut Howard Gardner, potensi yang terpenting adalah intelegensi, yaitu sebagai berikut.
1. Intelegensi linguistik, intelegensi yang menggunakan dan mengolah kata-kata, baik lisan maupun tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara lain dimiliki oleh para sastrawan, editor, dan jurnalis.
2. Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan pada kepekaan pola logika dan perhitungan.
3. Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal bentuk dan benda secara tepat serta kemampuan menangkap dunia visual secara cepat. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para arsitek, dekorator dan pemburu.
4. Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki leh aktor, penari, pemahat, atlet dan ahli bedah.
5. Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat pada pencipta lagu dan penyanyi.
6. Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, motivasi, dan watak temperamen orang lain seperti yang dimiliki oleh seserang motivator dan fasilitator.
7. Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berefleksi(merenung) dan keseimbangan diri.
8. Intelegensi naturalis, kemampuan seseorang untuk mengenal alam, flora dan fauna dengan baik.
9. Intelegensi eksistensial, kemampuan seseeorang menyangkut kepekaan menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan manusia, seperti apa makna hidup, mengapa manusia harus diciptakan dan mengapa kita hidup dan akhirnya mati.
Pengenalan diri sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi-potensi yang positif serta meminimalisasi potensi-potensi yang negatif. Pengenalan diri dapat melalui (1) introspeksi diri, (2) umpan balik dari orang lain, dan (3) test psikologi.
Ada dua model dalam proses pengembangan potensi diri yaitu;
Motivasi spiritual
Anda harus mempelajari konsep diri dengan baik. Nilai-nilai keagamaan merupakan pondasi dasar yang tidak dapat lagi anda pungkira urgensinya. Berapa banyak orang yang kehilangana arah yang hakiki, kemudian berbalik menjadi bunuh diri dan tindakan lain yang penuh dengan kenistaan. Perenungan diri dan perencanaan diri, berbicara dengan bathin sendiri dengan penuh kejujuran, mengatakan yang benar itu benar dan mengakui yang salah itu salah. Adalaah pokok-pokok yang dapat menyebabkan diri kita berkembang dengan sempurna dan penuh kedewasaan. Komponen ilmu (kefahaman) agama dan keterbukaan diri anda merupakan menghantar hidup anda menuju sifat tidak lipstik dihadapan Tuhan dan manusia. Berlatihlah.
Motivasi teknikal
Tidak cukup anda dewasa hanya dengan motivasi spiritual yang kuat. Tidak cukup anda dapat bertahan dengan kemampuan spiritual saja. Tidak cukup anda dapat melahirkan mimpi-mimpi anda hanya dengan doa saja. Tidak cukup anda memperoleh kebahagian dunia dan menyelesaikan hidup anda hanya dengan kekuatan spiritual saja. Kini saatnya anda harus sadar, bahwa anda harus menggerakkan diri anda dengan bekal senjata dunia dan jenis senjata untuk beramal islami. Ilmu dunia dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan hidup anda adalah keharusan yang harus dimiliki.
Ketrampilan dasar seperti membaca, menulis, berbicara, mendengar, mengingat, mengkonsep merupakan alat dasar yang anda perlukan dalam hidup. Kemampuan dasar untuk hidup lain yang diperlukan seperti kemampuan memutuskan, menganalisa berlatih menyampaikan / mempresentasikan gagasan kepada orang lain.
Pengembangan potensi diri adalah suatu usaha atau proses yang terus menerus menuju pribadi yang mantap dan sukses. Pribadi yang mantap dalam artian menuju kepada kedewasaan mental, sedangkan pribadi yang sukses dalam artian pribadi yang mampu tampil sebagai pemenang dengan mengalahkan semua unsur negatif dalam diri kita. Salah satu cara untuk mengetahui apakah kita telah mencapai perkembangan diri secara optimal atau mencapai pribadi yang sukses dan mantap adalah dengan mengenal diri sendiri. Mengenal diri sendiri dalam artian memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat dengan menyadari kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Konsep pengembangan diri tidak untuk diri anda sendiri, akan tetapi anda harus berbuat untuk orang lain, masyarakat dan anda harus mampu memeperbaiki sistem kehidupan manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Ini semua memerlukan teknologi yang relevan. Anda memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang relevan dengan pekerjaan anda.
Semua bisa mengembangkan segala potensi dengan cara yang disebutkan diatas. Apakah kita akan membiarkan potensi kita terkubur begitu saja, bahkan tanpa kita tahu apa yang sebenarnya mampu kita lakukan. Potensi haru s dikembangkan untuk mencapai kesuksesan. Rasa percaya diri akan menunjang terkuaknya potensi did kita, karena rasa percaya dan yakin merupakan faktor motivasi yang sangat kuat dalam diri kta. Yakin Aku Bisa.
Share this:
Grow your business
Are you ready to take your business to the next level? Have you ever considered owning a publicly traded company? Are you looking to raise additional capital without wanting to borrow from the banks?
If you answered yes to any of these questions then Kerja is in a unique position to help you achieve your goals. Through our wide reaching connections we are able to offer you right now a selection of current reporting Pink Sheet listed companies for as little as $100,000 and brand new current reporting OTCBB listed companies for as low as $280,000. Get your business to the next level and start enjoying the tremendous advantages of being listed on the Stock Market.
Besides offering the vehicles, Kerja has the teams in place to help you along from start to finish and to ensure that your transition into the public markets is a successful one. Contact us today to secure your position.
Welcome to Kerja Marketing
Kerja Marketing is a innovative new all around corporate solution for your new or existing business. Our strategies lie in helping you meet your corporate goals. Whether it is formulating a new marketing campaign, taking your company public, streamlining your existing operations or negotiating corporate contracts, kerja is your one stop source to get ahead in this extremely competitive business world.
Our Expert Advisors
The reason for our success is our team. We know that a business is only as strong as its team members. That is why we at Kerja have surrounded ourselves with some of the best minds in the business. By using Kerja you too will gain the knowledge and experience of our team. We can draw off our pool of experienced Attorneys, Accountants, Stock Brokers, Market Makers, Investor Relations, Marketing, Advertising, Real Estate and Web Designers.
We have what it takes
Through our extensive knowledge and industry connections we have what it takes to make your business a success. Whether you are a new startup or a existing business looking for a new edge, we can help you achieve your goals. Our industry experts have helped dozens of corporations achieve their goals. If you have exhausted all your options then turn to us, Kerja will help you find your way.
Sebuah pepatah berbunyi “FAILING TO PLAN MEANS PLANNING TO FAIL”. Pepatah itu mengisyaratkan bahwa apabila kita gagal dalam menyusun perencanaan, itu sama saja dengan merencanakan suatu kegagalan. Ini berarti, sebelum gagal, perencanaan harus dibuat.
Ternyata persoalannya bukan tidak membuat perencanaan, tetapi ternyata perencanaan yang sudah dibuat ternyata tidak baik. Tetap saja, ini berarti merencanakan kegagalan. Jadi, menyusun perencanaan saja tidaklah cukup, tetapi harusnya buatlah perencanaan yang baik sehingga sukses.
Perencanaan marketing adalah salah satu perencanaan yang harus dibuat dalam suatu perusahaan. Sesuai dengan yang telah diuraikan di atas, maka perencanaan marketing juga harus baik. Ini berarti bahwa perencanaan marketing harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian target yang telah ditetapkan perusahaan akan dapat tercapai.
Tujuan dan Manfaat Pelatihan
TUJUAN UMUM
Pelatihan ini secara umum bertujuan untuk memberikan materi-materi yang terkait dengan penyusunan rencana kerja (action plan) khusus tentang pemasaran. Dengan penguasaan materi ini maka peserta akan dapat lebih mantap lagi melakukan kegiatan penjualan sehingga menghasilkan keuntungan besar bagi perusahaan.
TUJUAN KHUSUS
Secara khusus, pelatihan ini bertujuan agar peserta dapat:
1. Memahami makna dari istilah Rencana Kerja Marketing
2. Memahami dan menentukan tujuan dan target dalam Rencana Kerja Marketing
3. Memahami dan melaksanakan tahap-tahap pembuatan Rencana Kerja Marketing
4. Memahami dan menentukan berbagai macam strategi marketing
5. Memahami dan membuat strategi harga
6. Memahami dan membuat rancangan biaya
7. Memahami dan membuat alat-alat marketing
8. Memahami dan menetapkan analisa TOWS
9. Memahami dan menetapkan pesaing bisnis
10. Memahami dan menetapkan fishbond Rencana Kerja Marketing
Materi
Berdasarkan tujuan di atas, maka pelatihan ini akan berisikan materi-materi sebagai berikut:
1. Pengertian dari istilah Rencana Kerja Marketing
2. Pengertian dari tujuan dan target dalam Rencana Kerja Marketing
3. Tahap pembuatan Rencana Kerja Marketing
4. Berbagai macam strategi marketing
5. Strategi harga
6. Rancangan biaya
7. Alat-alat marketing
8. Analisa TOWS
9. Pesaing bisnis
10. Fishbond Rencana Kerja Marketing
Metode Pelatihan
1. Pemaparan materi menggunakan modul yang disesuaikan dengan output/ tujuan pelatihan ini.
2. Penyampaian materi diberikan dengan metode pengalaman, sehingga dapat sesuai dengan kondisi lingkungan kerja di perusahaan Anda.
3. Pemaparan materi menggunakan media Visual, Auditory, dan Kinestethic peserta.
4. Penyampaian materi selalu dibawakan dengan pendekatan Spiritual dan Emotional.
5. Penyampaian materi untuk menciptakan persepsi baru yang dapat merubah mindset dan pemahaman peserta pelatihan.
Games, Role Play, Group Discussion, Case Study, Simulation, Assignment
Peserta
Mereka yang memiliki Peran, Fungsi serta Tanggungjawab sebagai Pengambil Keputusan dalam Unit Bisnis dan Department menjadi Kunci dalam Pergerakan Perusahaan. Seperti Para Manager SDM, Kepala Bagian kepegawaian (Kabag), dan Kepala Sub Bagian (Kasubag) atau pemimpin perusahaan sekalipun.
Fasilitator
Juliansyah, S.Pd., M.Pd.
Beliau adalah Lulusan dari UNSRI dengan konsentrasi pada Pengajaran Bahasa Inggris pada tahun 1994 dan melanjutkan ke UHAMKA-Jakarta dengan konsentrasi pada Penelitian dan Evaluasi Pendidikan pada tahun 2002. Pengalaman pendidikan dan kerja mengantarkan beliau menjadi salah satu Trainer tetap di LP3I MTC. Beliau dikenal sebagai Trainer yang pandai menghidupkan suasana, sehingga pelatihan menjadi penuh semangat dan peserta mudah menyerap materi pelatihan. Beliau aktif memberikan training-training, baik yang terkait dengan English for Business, juga di bidang Trainer for Trainer, Management, Workload Analysis, Penelitian, Komunikasi, Public Relations, Service Excellent, dan Marketing untuk perusahaan-perusahaan di Jakarta. Di luar kesibukannya sebagai Trainer, beliau saat ini menjabat sebagai Training Manager di LP3I MTC dan tetap meluangkan waktu untuk mendidik mahasiswanya dikampus LP3I.
Durasi
Lama Pelatihan adalah 7 – 8 jam/ 1 hari
Waktu dan Lokasi
* Tanggal 30 Juni 2011 di Hotel/Office Building Jakarta
* Tanggal 15 Agustus 2011 di Hotel/Office Building Jakarta
* Tanggal 18 Oktober 2011 di Hotel/Office Building Jakarta
* Tanggal 17 Desember 2011 di Hotel/Office Building Jakarta
Investasi
Juni
* Rp.1.300.000/peserta
* (sudah termasuk Coffee Break + Lunch, modul & sertifikat)
* Early Bird sebelum 15 Juni 2011 hanya Bayar Rp.1.000.000,-
* Untuk 5 Peserta dari perusahaan yang sama diskon 15% untuk semua peserta
* Special Bonus : (CD Audio Relax and Recharge) + Souvenir
Agustus
* Rp.1.300.000/peserta
* (sudah termasuk Coffee Break + Lunch, modul & sertifikat)
* Early Bird sebelum 01 Agustus 2011 hanya Bayar Rp.1.000.000,-
* Untuk 5 Peserta dari perusahaan yang sama diskon 15% untuk semua peserta
* Special Bonus : (CD Audio Relax and Recharge) + Souvenir
Oktober
* Rp.1.300.000/peserta
* (sudah termasuk Coffee Break + Lunch, modul & sertifikat)
* Early Bird sebelum 04 Oktober 2011 hanya Bayar Rp.1.000.000,-
* Untuk 5 Peserta dari perusahaan yang sama diskon 15% untuk semua peserta
* Special Bonus : (CD Audio Relax and Recharge) + Souvenir
Desember
* Rp.1.300.000/peserta
* (sudah termasuk Coffee Break + Lunch, modul & sertifikat)
* Early Bird sebelum 05 Desember 2011 hanya Bayar Rp.1.000.000,-
* Untuk 5 Peserta dari perusahaan yang sama diskon 15% untuk semua peserta
* Special Bonus : (CD Audio Relax and Recharge) + Souvenir
Susunan Acara
08.30 – 09.00 Pendaftaran dan registrasi peserta
09.00 – 10.30 Materi/ Sesi I
1. Pengertian dari istilah Rencana Kerja Marketing
2. Pengertian dari tujuan dan target dalam Rencana Kerja Marketing
3. Tahap pembuatan Rencana Kerja Marketing
4. Berbagai macam strategi marketing
5. Strategi harga
10.30 – 10.45 Rehat
10.45 – 12.00 Materi/ Sesi II
6. Rancangan biaya
7. Alat-alat marketing
8. Analisa TOWS
9. Pesaing bisnis
10. Fishbond Rencana Kerja Marketing
12.00 – 13.00 Rehat – makan siang
13.00 – 15.00 Unit assesment dan presentasi kelompok
15.00 – 15.15 Rehat
15.15 – 16.00 Evaluasi presentasi kelompok.
16.00 Penutupan acara hari pertama
Formulir Permintaaan Informasi Lanjutan / Pra-Pendaftaran Public Training
Pernahkah anda memikirkan mengapa seseorang bisa menjadi milyuner sementara banyak orang lainnya tidak?
Apa sebenarnya yang membedakan antara para milyuner dengan orang-orang kebanyakan?
Dalam posting kali ini, saya akan ungkap perbedaannya dari sisi cara berpikir. Para milyuner memiliki cara berpikir yang lain dari orang kebanyakan.
Saya berikan sebuah contoh terlebih dahulu…
Waktu lebaran, ketupat yang ada di meja makan bagi orang kebanyakan tidak lebih sebagai makanan yang lezat disantap. Sementara di otak seorang milyuner, yang muncul adalah “maukah orang-orang menukarkan uangnya dengan ketupat ini?”
Tidak cukup di sana, rangkaian pertanyaan dari otak milyuner akan berlanjut:
* Bagaimana proses membuatnya?
* Apa saja investasi yang diperlukan?
* Berapa biayanya?
* Berapa lama produk anda itu bisa bertahan?
* Dimana bisa dijual?
* Bagaimana iklim kompetisinya?
* Bisakah dibuat produk tambahannya?
* Berapa biayanya?
* Bagaimana cara memulainya?
* dan seterusnya
Itulah beberapa pertanyaan yang muncul dari kepala para milyuner yang membedakan dengan kepala kebanyakan orang. Pertanyaan-pertanyaan yang langsung menuju sasaran, efektif, dan potensial mendatangkan uang.
Mungkin ada yang ragu apakah anda juga bisa berpikir seperti milyuner. “Saya kan orang biasa saja,” mungkin itu alasan anda.
Namun mari jangan rendahkan diri anda sendiri. Setiap orang dianugerahi pikiran yang luar biasa. Bedanya hanya tidak setiap orang melatih pikirannya seperti para milyuner.
Anda bisa mulai dari sekarang untuk melatih anugerah dari Tuhan ini. Sedikit demi sedikit usaha yang anda lakukan, pasti berdampak dramatis terhadap kehidupan anda selanjutnya.
Mulailah berjanji untuk berlatih cara berpikir para milyuner. Serta jangan lupa tingkatkan selalu kemampuan anda untuk meng-ACTION-kan ide-ide yang anda miliki. Uletlah berusaha seperti kisah seorang Sam dalam blog Pak Joko Santoso. Dalam beberapa waktu ke depan, anda akan tercengang atas perubahan yang terjadi pada anda.
Namun ketika anda mulai menapak jalur kesuksesan itu, anda harus memiliki mental yang kuat. Sebab “angin”-nya makin kencang. Biasanya ada saja orang yang tidak suka dengan keberhasilan seseorang. Karena mereka mungkin menganggap diri mereka lebih pintar dari pada anda, tapi mereka tidak bisa seberhasil anda.
Kritikan yang mereka lontarkan bukan untuk mendorong anda naik ke level lebih tinggi lagi, tapi untuk menjatuhkan anda. Anda tentu bisa membedakan mana kritikan yang positif dan sebaliknya yang memang bertujuan negatif. Saat itulah anda harus belajar menangani orang-orang semacam itu.
Tapi hal paling penting pertama adalah anda harus berhasil terlebih dahulu. Berikut ini saya sampaikan juga ciri-ciri pikiran para milyuner yang bisa anda tiru:
1. Begitu ada produk baru, orang kebanyakan berpikir ingin memilikinya. Sedang para pebisnis atau pengusaha bertanya,”Bagaimana saya bisa membuat produk yang mirip untuk bisnis saya?” Atau “bagaimana kelebihan produk itu bisa diterapkan dalam produk saya?”.
Atau secara singkat, orang kebanyakan bersikap konsumtif, sedang pebisnis produktif.
2. Orang kebanyakan alergi terhadap perubahan. Sedang pikiran para milyuner mengakrabinya. Perubahan adalah kawan dekat.
3. Orang kebanyakan menerima sesuatu seperti apa adanya. Sebaliknya pikiran milyuner selalu mencari cara bagaimana membuat sesuatu lebih baik lagi.
4. Orang kebanyakan bersikap reaktif, sedang para milyuner bersikap proaktif.
5. Orang kebanyakan menyangka kalau kesuksesan yang diraih seseorang lebih dikarenakan keberuntungan. Sedang milyuner mencari tahu “mengapa mereka bisa sukses?” dan “bagaimana mereka juga bisa melakukannya?”.
Anda bisa mulai berlatih menjadi para milyuner dengan menerapkan cara berpikir di atas dalam kehidupan anda sehari-hari. Menjadikannya sebuah kebiasaan yang akan mengubah masa depan hidup anda jauh lebih baik.
Salam ACTION!
Related Posts:
* Story Telling: Salah Satu Elemen Copywriting Terdahsyat
* Rahasia-Rahasia Besar Milyuner Bisnis Internet
* Bagaimana Membuat Momentum Kebangkitan Bisnis Internet Anda
* Apa yang Dibutuhkan untuk Menjadi Kaya?
* Bagaimana Cara anda Menghasilkan Uang Lewat Internet?
SEO Keyword Marketing with a "Keyword Ladder"
In brief: To be successful in search engine optimization, you must achieve a high degree of keyword clarity (mainly with incoming link text). This means choosing your primary target keyword carefully. So, should you take a long shot on a highly popular keyword? Or just settle for a more attainable 'long tail' keyword? The 'Keyword Ladder' method combines the best of both approaches into a simple, focused keyword strategy.
Keyword Strategy: Search Engines Need Clarity
When preparing your content to be "search friendly", you must make a clear keyword choice. Even Google advises webmasters to "Think about the words users would type to find your pages, and make sure that your site actually includes those words within it." (Google Webmaster Guidelines)
Let's explore some of the common mistakes that webmasters make when keyword optimizing:
Modern SEO - Climbing the Keyword Ladder
Ascent to Google
1. Mistake - Keyword Soup: in the bad-old-days, SEO was all about stuffing pages with tons of keywords, kind of the "buckshot" approach of long-tail SEO. It just doesn't work anymore. In fact, the only way to "win" a keyword nowadays is through focus and consistency -- both on the page itself and in links to the page. By definition, it is impossible to focus on two things at once -- and this especially applies to your keyword-strategy! The best approach is to build links with a single consistently targeted keyword phrase per page. Sure, the keyword phrase can change over time -- but even in change, consistency should be the goal.
2. Mistake - Keyword Greed: Sure, you'd love to come up on the first page for some popular keyword like "backup"... but it's just not going to happen -- at least for a long time. If that's your keyword target, you're going to get buried on page 30 of the search results -- meaning almost NO traffic at all! Your new page is just getting into the game and it can take years of ethical link building to compete with the top players. In the meantime, you'll get NO visitors for all your effort!
3. Mistake - Keyword Cowardice. Ok, you lowered your expectations and chose to go after traffic from a non-competitive "long-tail" keyword. Well guess what? There's not much competition because that keyword is is simply unpopular. Sure you can win a number one position pretty quick -- and you'll get a tiny trickle of traffic -- but that's all you'll ever see from that keyword! Congratulations, you're now the king of an ant hill.
Intelligence Development Processes A good intelligence system is more than information. It is a recurring cycle of linking the needs of decision makers to the processes of turning the information into actionable intelligence. The Intelligence Cycle This requires human interpretation, communicating and sharing of information and perspectives between internal and external experts. Computer Systems A comprehensive MkIS will combine many of the features of decision support systems, EIS, online databases and library systems. It is therefore likely to include many of the following: * For gathering information: CD-ROMs, online data-base access, data feeds, email, Internet access, filters, intelligent agents etc. * For storage and retrieval:Database/document management facilities, text retrieval, search engines, intelligent agents * For processing and analysis: modelling and visualisation software, groupware, group decision support systems (GDSS) An Organizational Focus Although many professionals do much of their own information gathering and analysis, there still needs to be a clear focal point of MkIS responsibility. This may be a named individual or a small group who have the distinctive skills needed (such as those promulgated by SCIP - the Society for Competitor Intelligence Professionals). Its role is to ensure a cohesive approach and effective interdepartmental co-ordination. Developing an MkIS MkIS in most organisations evolves through several phases: 1. Ad-Hoc. Individuals collect their own information. This phase culminates when management recognises the need to focus resources. 2. Establishment of a specialist unit. 3. Introduction of computer based solutions. 4. Evolution into a full global electronic network. 5. Recognition of information as a corporate asset with appropriate information resource management (IRM) policies and procedures. 6. When appropriate, treating the resultant intelligence as a tradable commodity, to be shared with partners or sold externally. Most organisations today are at stages 2-3. Typical Applications * Strategic Analysis & Scenario Planning o Environment Forecasting o Acquisition targets o Location of new plants o Supplier evaluation * Marketing Planning o Industry analysis o Competitor analysis o New product introductions o Product portfolio o Pricing * Sales & Marketing o Sales cycle management (targetting etc) o Database marketing o Sales forecasting o Promotion campaign assessment 10 Steps to Success 1. Define the Customers. Always a good place to start! For MkIS there are usually three distinct groups of customers who will need different solutions: * Field Personnel e.g. sales and service - their needs are immediate and specific: "I want the price of product X for competitor Y ... and I want it yesterday!" * Marketers and planners - more strategic but focused; market and product trends to develop marketing plans and adjust the mix - pricing, packaging promotion etc. * Board level management - strategic and broad: general industry and market developments that affect investment and other strategic decisions. 2. Understand Needs A common starting point is an information audit a detailed analysis of information entities - their origins, uses, and formats. However, we would advocate a less onerous and more focused approach - the study of your customers' work and decisions, using structured interviews (taped if possible), focus groups etc. 3. Map Needs against Decisions & Sources This will list information originators and users, sources required and decision supported. It will also identify high pay-off opportunities, for example where certain information has multiple uses. 4. Implement a Sourcing Strategy The source/needs map from step 3 will point to clusters of information needs that can give economies in purchasing. For example, purchasing a networked CD-ROM may be more cost-effective than doing multiple ad-hoc online searches. 5. Define Information Policies & Standards Steps 1-4 will reveal, often to many people for the first time, the sheer wealth of information that is available. This step therefore involves classification standards, ownership, life-cycle management standards and agreed 'protocols and procedures' between owners and users. 6. Select a Pilot Project. This is to create a 'quick win' to demonstrate the power of an MkIS. Select a key decision process that involves people across several departments. Pricing can be a good one. It is something that needs to be reviewed regularly and has direct bottom line impact - a 1% price change flows straight to the bottom line and can equate to more than a 10% change in sales. The careful selection of a pilot cannot be overestimated. Pick the wrong one, and it be difficult to regain credibility. 7. Select & Adapt Appropriate Technology With the selected pilot project acting as a focal point, now is the time to start detailed consideration of the computer solution. The choices are bewildering, and are proliferating daily. Therefore, selecting the right solution may need the involvement (or even the approval) of your MIS department - but make sure they are well-tuned into end-user computing styles (as opposed to the "we'll give users access to the Internet over my dead body" brigade - exact words recently relayed to me by an MIS manager). 8. Nurture the Intelligence Processes This requires encouraging interaction across departmental boundaries and sub-cultures. Therefore, the creation of events and forums to encourage this interchange is often a useful starting point. Advanced MkIS users extend their systems access to business partners and external experts as part of this process. 9. Focus Dissemination Intelligence on the shelf - or buried in a computer - is of little use to anyone. It needs to reach those in decision making situations. This can be in the form of regular dissemination, an alerting service or responding to an ad-hoc requests to the intelligence base. Many MkIS departments issue weekly or monthly bulletins of key developments. These should be short and focused. They give company relevant and specific information that no external newsletter, with its generic coverage, can provide. 10. Market the Capability Good MkIS managers create two way interaction with their clients. Use all the techniques of marketing to reach your internal audience and consider carefully the incentives you can offer to encourage the regular inflow of useful information. After all the best intelligence is already probably lying somewhere within your own organisation. It comes from contacts made between employees and the outside world - marketing people at exhibitions, business managers at professional meetings, and perhaps, most important of all - salespeople on customer visits etc.
Crossline
Crossline refers to the relationship between two or more distributors who work for the same company, but whose efforts do not influence one another’s commissions as they are not part of each others organisation. For example, all distributors on the same level would be cross line from one another.
Legs
Every frontline or first level distributor that you sponsor into your organisation forms a new leg. For example, in the diagram below there are 3 frontline distributors and therefore 3 legs (2 outside legs and a middle leg). If it was a 4 x 6 plan there would be 4 legs (2 outside legs and two middle legs). In some plans where there are a large number of frontline distributors these legs are often numbered from left to right 1st leg, 2nd leg, 3rd leg,…etc.
Point Value
Regardless of what kind of industry you work in, the main goal of that industry is to sell a product or service. The network marketing industry is no different. For every product sold in network marketing, a predetermined amount of the profit is paid to the team of distributors who were responsible for the sale.
Given that there are a number of network marketing companies that operate in a number of different countries around the world the easiest and most fair way to pay distributors commission is to use a point system. Each product has an assigned point value and your commission is determined by the volume of points that flow through your organisation. This way it doesn’t matter where you operate your business from (e.g. America, Australia, Japan etc.) you are entitled to the same commission as your fellow colleagues on the other side of the world.
It is important to understand that although higher priced products normally offer a higher point value as a reward, this is not always the case. The other advantage of the point system is that because different products have different point values, if a company is trying to promote a particular product, they can allocate it with a higher point value as an incentive for distributors to sell that particular product. The table below summarises an example of point values.
Product | Price | Point valve |
X | $20.00 | 15 |
Y | $10.00 | 10 |
Z | $25.00 | 16 |
The commission you earn in a network marketing business is directly related to the total volume of points that flows through your organisation. Therefore your goal is to build your business so that you have a greater volume of points flowing through your organisation, thereby earning a higher commission cheque.
Each compensation plan structure calculates total volume in a slightly different way, however they normally take into account some, maybe all of the following volumes:
- Level volume - the amount of points each level of your business has accumulated in that pay period.
- Leg volume – the amount of points each leg of your business has accumulated in that pay period.
- Group volume - the amount of points that has accumulated through your entire organisation in that pay period.
- Carry over volume – the amount of points not paid a commission in your last pay period that are then carried over and entitled to earn a commission in your next pay period. Carry over volume basically allows any unpaid points to carry over to the following pay period so that you don’t lose any commission.
This is where compensation plans begin to confuse people looking at the business for the first time. In particular, the Stair-Step Breakaway, UniLevel and the Forced Matrix Plans normally offer a variable commission rate for each level of distributors within your organisation. For example, in the diagram below the left hand side demonstrates how the commission rate might vary on points accumulated on each level.
In the above example, if you were to have the variable commission rate you would receive 10% commission based on the first level volume, 15% commission based on the second level volume and another 5% commission based on volume in the third level.
Alternatively, if the compensation plan offers a consistent commission rate (featured on the right) then you would earn the same commission percentage for each level. For example, in the above diagram you would earn a 10% commission from all 3 levels. One of the main advantages of the Binary System is that it normally uses a consistent commission rate, making it easier for people to understand.
Rank Advancements
As discussed previously, when you first join a network marketing business you become either a distributor or an associate depending on the company. As your organisation grows and you reach a certain level of volume flowing through your organisation (or a certain number of levels deep), the company allows you to rank advance - meaning that you gain a new title and earn recognition from your peers.
To highlight the kind of rank advances that distributors might achieve we have listed below some of the rank achievements that are commonly known across the industry. Although you may start out as a distributor, as your organisation grows you may become a Director or potentially a Diamond Director.
Common rank advancements include:
Crossline
Crossline refers to the relationship between two or more distributors who work for the same company, but whose efforts do not influence one another’s commissions as they are not part of each others organisation. For example, all distributors on the same level would be cross line from one another.
Legs
Every frontline or first level distributor that you sponsor into your organisation forms a new leg. For example, in the diagram below there are 3 frontline distributors and therefore 3 legs (2 outside legs and a middle leg). If it was a 4 x 6 plan there would be 4 legs (2 outside legs and two middle legs). In some plans where there are a large number of frontline distributors these legs are often numbered from left to right 1st leg, 2nd leg, 3rd leg,…etc.
Point Value
Regardless of what kind of industry you work in, the main goal of that industry is to sell a product or service. The network marketing industry is no different. For every product sold in network marketing, a predetermined amount of the profit is paid to the team of distributors who were responsible for the sale.
Given that there are a number of network marketing companies that operate in a number of different countries around the world the easiest and most fair way to pay distributors commission is to use a point system. Each product has an assigned point value and your commission is determined by the volume of points that flow through your organisation. This way it doesn’t matter where you operate your business from (e.g. America, Australia, Japan etc.) you are entitled to the same commission as your fellow colleagues on the other side of the world.
It is important to understand that although higher priced products normally offer a higher point value as a reward, this is not always the case. The other advantage of the point system is that because different products have different point values, if a company is trying to promote a particular product, they can allocate it with a higher point value as an incentive for distributors to sell that particular product. The table below summarises an example of point values.
Product | Price | Point valve |
X | $20.00 | 15 |
Y | $10.00 | 10 |
Z | $25.00 | 16 |
The commission you earn in a network marketing business is directly related to the total volume of points that flows through your organisation. Therefore your goal is to build your business so that you have a greater volume of points flowing through your organisation, thereby earning a higher commission cheque.
Each compensation plan structure calculates total volume in a slightly different way, however they normally take into account some, maybe all of the following volumes:
- Level volume - the amount of points each level of your business has accumulated in that pay period.
- Leg volume – the amount of points each leg of your business has accumulated in that pay period.
- Group volume - the amount of points that has accumulated through your entire organisation in that pay period.
- Carry over volume – the amount of points not paid a commission in your last pay period that are then carried over and entitled to earn a commission in your next pay period. Carry over volume basically allows any unpaid points to carry over to the following pay period so that you don’t lose any commission.
This is where compensation plans begin to confuse people looking at the business for the first time. In particular, the Stair-Step Breakaway, UniLevel and the Forced Matrix Plans normally offer a variable commission rate for each level of distributors within your organisation. For example, in the diagram below the left hand side demonstrates how the commission rate might vary on points accumulated on each level.
In the above example, if you were to have the variable commission rate you would receive 10% commission based on the first level volume, 15% commission based on the second level volume and another 5% commission based on volume in the third level.
Alternatively, if the compensation plan offers a consistent commission rate (featured on the right) then you would earn the same commission percentage for each level. For example, in the above diagram you would earn a 10% commission from all 3 levels. One of the main advantages of the Binary System is that it normally uses a consistent commission rate, making it easier for people to understand.
Rank Advancements
As discussed previously, when you first join a network marketing business you become either a distributor or an associate depending on the company. As your organisation grows and you reach a certain level of volume flowing through your organisation (or a certain number of levels deep), the company allows you to rank advance - meaning that you gain a new title and earn recognition from your peers.
To highlight the kind of rank advances that distributors might achieve we have listed below some of the rank achievements that are commonly known across the industry. Although you may start out as a distributor, as your organisation grows you may become a Director or potentially a Diamond Director.
Common rank advancements include:
The Compensation Plan
Compensation plans are ultimately the way in which you get paid in a network marketing business and therefore it is important that you understand how they work. In this chapter we will teach you how to understand a network marketing pay plan and in particular discuss the 4 basic compensation structures listed below. This chapter will also evaluate the benefits and limitations of each of the common pay plan structures and help you to indentify the best compensation plan.The 4 basic compensation plan structures include
How to Understand a Compensation Plan
Despite the fact that every network marketing company’s compensation plan is different, most plans are based around one of the 4 basic structures. The main difference between the pay plans using the same structure is that they vary in the commissions paid and in additional bonuses.Although some network marketing companies claim to have a better compensation plan, we strongly encourage you not to join a network marketing company purely based on what their compensation plan has to offer. Instead, focus on the complete package which includes the products, the practicality of the business opportunity and the fairness of the compensation plan.
On this page we will teach you how to understand a compensation plan. Given that every compensation plan is different, some of the terminology may be different to the plans you have previously looked at. Also, please bare in mind that not all the information on this page will be relevant to every plan.
To understand any compensation plan in its entirety, you need to first understand some basic concepts and jargon that is commonly used by people in the network marketing industry. Such terms might include sponsor, business centre, width, depth, levels, legs, upline, downline, crossline, point value, volume, commission, bonuses and organisation. These terms may look a little intimidating at first, but don’t be discouraged, we’ll talk you through them and then towards the end evaluate the different plans available.
Sponsor
The sponsor is the person responsible for introducing and signing you up with their network marketing company. Your sponsor is also the person responsible for making sure that you receive adequate training and support to help you succeed.
Distributor and Associates
You become a distributor once you sign the paperwork and join the network marketing company. Some companies may refer to their distributors as associates. These terms will be used interchangeably throughout this website.
Business Centre
When you first join a network marketing company you are given a business centre which then entitles you to get paid a commission in reward for the work your organisation achieves. The organisation refers to both yourself and all the members (distributors) that you and your team have sponsored. Think of your organisation like a big department store where all the shops inside are independently owned and operated. Although you are not the boss of each shop, as they are independently owned, you do earn a profit from their work. Likewise, in network marketing the more work your organisation does the more you get paid inturn. The diagram below illustrates both a business centre and your organisation.
Our assignments start with an in-depth set of interviews with your key personnel and an analysis that focuses on important components of your sales and marketing approach, sales channels, target audience, new business/customer base focus, technical sales requirements, marketing approach, etc. Your technology and product capabilities are also covered. Finally, we determine the best method to reach your recruitment objectives. Every project is headed by Redwood Marketing Associates' principal, Bob White.
Bob brings a no-nonsense, hands-on approach to every project. His unique mix of 27 years recruitment combined with five years of sales management experience benefits every project Redwood Marketing Associates undertakes. The result: a recruitment plan that hones in on building the right team for your business growth.
Experience and Track Record
The client benefits from Redwood Marketing Associates' bottom-line business approach rather than the typical search firm technique. Our recruitment programs have been key to fast growth and profitability.
Where We Focus
Our concentration on the sales and marketing areas provides you with a skill and knowledge base unequaled in the market. The graphic below shows our scope.
Vice President
Marketing Manager
Market Researchers
Public Relations
Creative Services
g are the Himalayas of marketing. Everything else is the Catskills." ~ Al Ries |
| What is Marketing Strategy? Marketing strategy is essentially a pattern or plan that integrates your organization's major goals, policies, and action sequences in a cohesive whole to achieve customer success 360.
Marketing strategies are generally concerned with four Ps: product strategies, pricing strategies, promotional strategies, and placement strategies. The focus of marketing strategies must the objectives to be achieved – not the process of planning itself. The market leader is dominant in its industry and has substantial market share. If you want to lead the market, you must be the industry leader in developing new business models and new customer value. You must be on the cutting edge of new technologies and innovative business processes. Your customer value proposition must offer a superior solution to a customers' problem, and your product must be well differentiated |
receipt post
Categories
- FORUM (1)