preload

Author

Foto Saya
shue_shan
say adalah seseorang yang intelektual,berfikir kritis, pengertian.
Lihat profil lengkapku

marketing club

Published in:

Marketing-club.biz adalah sebuah forum yang hadir untuk ngebantu kamu mencari market on-line, sekaligus modal usaha. Luaskan market usaha kamu dari sekedar melalui situs pertemanan, Marketing-club.biz adalah wadahnya! Forum ini mempertemukan penjual dan pembeli, membuka peluang usaha baru, dan bahkan bisa untuk menambah keuangan kamu! Siapa bilang gak ada cara untuk kita bisa sama-sama kaya bareng? Marketing-club.biz adalah alatnya! Ayo kita lakukan sama-sama dan menjadi kaya bareng!!


Fakta menyatakan, TIDAK ADA ORANG YANG MENJADI SANGAT KAYA KARENA MENABUNG, MEREKA MENJADI SANGAT KAYA KARENA INVESTASI! Jadi, jangan pernah takut untuk menggunakan tabungan kamu untuk mulai berinvestasi!
Apakah Ini Impian Kamu Selama Ini ?

Rekening bank dengan isi yang banyak? Mobil idaman? Rumah Mewah?



Hidup Serba berkecukupan, tanpa terikat oleh siapapun, gak usah bangun pagi-pagi ketempat kerja, gak usah bikin laporan ke Bos karena kamu adalah bos nya. Bahkan kamu bisa punya penghasilan jauh di atas bos kamu sekarang! semua ini bisa kamu dapetin disini. Dengan bergabung di Marketing-club.biz kamu akan langsung dapet website kamu sendiri.




Berita
ORANG TERKAYA DI DUNIA TERMUDA MELALUI INTERNET
Sementara itu orang terkaya termuda dipegang oleh pendiri jejaring sosial paling terkenal saat ini Facebook yaitu Mark Zuckerberg yang berusia 25 tahun. Seperti diumumkan oleh majalah Forbes, Zurkerberg ada pada urutan 785 dalam daftar orang terkaya di dunia. Forbes Associate Editor mengatakan, “Ia adalah milyader
ORANG TERKAYA DI INDONESIA
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kakak beradik R Budi (69) dan Michael Hartono (71) tahun ini berada pada posisi teratas dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes. Posisi yang sama mereka duduki tahun lalu. Dalam daftar yang dipublikasikan di Jakarta, Jumat, disebutkan dua penghasilan bersaudara yang mewarisi pabrik rokok Djarum dari ayah mereka dan bertambah kaya

Read More...

MUNGKIN Anda pernah melihat seseorang yang sudah membuka usaha bertahun–tahun lamanya, bahkan puluhan tahun tetapi kondisi ekonominya belum berubah juga,masih serba pas–pasan. Dan, dengan “terpaksa” orang itu harus terus menjalankan usahanya supaya “asap dapur tetap mengepul”.

Tapi ,di sisi lain ternyata tidak sedikit orang yang meskipun belum lama membuka usahanya namun sudah mengalami kesuksesan yang dahsyat. Banyak peserta seminar saya yang merasakan hal tersebut, meskipun belum lama membuka usahanya, namun mengalami kesuksesan yang luar biasa,di antaranya karena mereka mau bersungguh-sungguh praktik apa yang telah saya ajarkan dan benar–benar komitmen (suka dukanya tetap dijalani).

Namun, masih saja ada orang yang bertanya,“Saya tidak memiliki modal, apa mungkin saya bisa sukses dan bisa memiliki usaha? Kelihatannya susah untuk terwujud”.

Sekali lagi,jika Anda membatasi potensi diri sendiri, maka kesuksesan juga semakin jauh dari kenyataan. Ingat, cara bertanya juga bisa menentukan masa depan kita.Jika kita hanya berhenti dengan pertanyaan “Apa mungkin?” …. “Kelihatannya susah” dan seterusnya. Maka kita akan mendapatkan jawaban yang negatif pula.

Namun jika kita perbaiki dari cara bertanya, misalnya diubah menjadi, ”Bagaimana caranya supaya saya bisa kaya dengan praktik marketing? Apa yang bisa segera saya lakukan?”, maka jawaban yang positif akan didapatkan dan bisa membantu mewujudkannya menjadi kenyataan. Sebenarnya kita bisa kaya atau bertambah kaya melalui marketing, meskipun kita belum memiliki modal yang besar.Atau bahkan tanpa harus memiliki produk atau jasa kita sendiri sekalipun.

Pertama, jika kita mempunyai produk atau jasa, kemudian kita mempunyai kemampuan menjual dengan dahsyat,maka kita akan bisa menjadi kaya atau lebih kaya tentunya. Namun sayangnya banyak orang yang sebenarnya sudah memiliki produk atau jasa sendiri, namun mereka tidak bisa melakukan pemasaran/penjualan dengan baik.

Pernahkan Anda melihat banyak restoran dengan modal besar yang akhirnya harus tutup dalam waktu yang cukup singkat? Atau Anda mungkin pernah melihat perusahaan atau usaha bisnis yang tutup bahkan hanya dalam beberapa bulan setelah didirikan? Salah satu penyebabnya antara lain mereka kurang bisa menjual atau memasarkan produk atau jasanya.

Keahlian me-marketing-kan produk atau jasa sangatlah penting, yang memungkinkan usaha/ bisnis kita akan lebih baik dan bertahan jauh lebih lama. Oleh karena itu, jika Anda sudah memiliki produk / jasa sendiri, terus mempraktikkan “12 Pilar Marketing” yang saya ajarkan, yaitu bagaimana menyampaikan penawaran yang sangat menarik, juga tentunya praktik “7 Jurus Marketing Revolution” sehingga bisa membantu pemasaran produk atau jasa Anda semakin dahsyat, bahkan dalam waktu yang lebih singkat.

Kedua, jika memang kita tidak mempunyai produk atau jasa, kita bisa menjadi ”orang tengah” (mungkin ada yang menyebut sebagai: makelar, distributor, agen, dan sebagainya) dan tentunya kita harus mempunyai kemampuan menjual atau me-marketing-kan, maka kita pun akan bisa menjadi kaya ataupun menjadi lebih kaya lagi.

Dan,ternyata banyak orang di sekitar kita menjadi kaya bahkan sangat kaya karena menjadi ”orang tengah”tersebut. Sangat penting bagi kita untuk terus bergaul dengan orang-orang yang tepat sehingga memungkinkan kita melakukan penjualan dalam jumlah yang besar (atau bisa juga dalam jumlah yang tidak besar namun dengan produk atau jasa yang sekali jual bisa menghasilkan keuntungan besar). Dan perlu diperhatikan pula, untuk menjadi ”orang tengah” kita harus selalu mempunyai nilai tambah dibanding yang lainnya.

Mungkin produk/ jasa yang ditawarkan sama, namun jika kita bisa mengemasnya menjadi lebih baik dan diberikan nilai tambah yang dahsyat maka orang akan cenderung untuk memilih kita.

Ketiga, jika memang kita tidak mempunyai produk atau jasa sendiri, tetapi jika kita ahli dalam menjual dan marketing, maka kitapun bisa menjadi konsultan, sehingga bisa menerima bayaran yang besar atau komisi atau bagi hasil atau bisa mendapatkan saham. Maka kitapun akan menjadi kaya atau jauh lebih kaya. Seperti yang telah saya lakukan juga selama ini, memberikan konsultasi untuk berbagai perusahaan dan akhirnya saya bisa mendapatkan bayaran yang dahsyat dan bahkan juga bisa mendapatkan saham dari perusahaan yang saya berikan konsultasi.

Untuk menjadi konsultan yang dahsyat memang tidak mudah,perlu pengalaman, inovasi, kreativitas, real action, ketekunan dan masih banyak lagi.Namun jika Anda ingin benar-benar terjun dalam bidang konsultan,teruslah meng-update pengetahuan.

Sempatkan diri untuk selalu belajar (ikut seminar, pelatihan dsb) dari yang terbaik dan senantiasa praktik, melakukan pengulangan serta monitoring Oleh karena itu,jika Anda mau menyediakan waktu,pikiran,fokus dan tenaga untuk bidang marketing maka Andapun bisa menjadi kaya atau jauh lebih kaya,meski tidak mempunyai produk atau jasa sendiri sekalipun. (*)

Read More...

MONEY AND WEALTH

Published in:

Blog Bisnis Online dan Internet Marketing | JokoSusilo.com
Search:

Money and Wealth
Coba Lihat ke Dalam Diri Anda… Cari, Temukan itu, dan Dobrak dengan ACTION!
Posted by Joko Susilo on September 13, 2010 | Comments (123) | Trackbacks (1)

Apakah di antara anda ada yang pernah bertanya mengapa ada orang kaya dan orang miskin? Apakah seseorang menjadi kaya karena ditakdirkan kaya? Atau apakah kekayaan itu hanya merupakan hak orang-orang pintar? Kalau hanya orang pintar yang berhak kaya, maka seharusnya Albert Einstein menjadi orang paling kaya di zamannya. Namun nyatanya tidak. Setahu saya, lewat film [...]
Tags: bisnis di internet, bisnis internet, milyuner Indonesia, Money and Wealth, orang kaya Indonesia
Categories: Money and Wealth
Pentingnya Aset: Anda Sudah Punya? Jika Belum, Bagaimana Memilikinya?
Posted by Joko Susilo on August 6, 2010 | Comments (220) | Trackbacks (4)

Dulu, waktu masih belum belajar bagaimana cara menjadi kaya, pikiran saya seperti kebanyakan orang: bekerja untuk mendapatkan uang. Sampai kemudian pernah terdampar sebagai pekerja lapangan di Jakarta. Rasanya berat dan keras kehidupan waktu itu. Untung saya masih punya impian besar. Dari belajar saya tahu kalau untuk menjadi kaya, kita perlu memiliki aset. Kalau orang kebanyakan [...]
Tags: aset adalah, aset virtual, bisnis di internet, joko susilo, Money and Wealth
Categories: Money and Wealth
Leverage: Rahasia yang Dipakai Orang-Orang Kaya untuk Melipatgandakan Kekayaan
Posted by Joko Susilo on March 24, 2010 | Comments (297) | Trackbacks (4)

Orang-orang kaya selalu punya rahasia untuk meningkatkan penghasilannya. Contohnya bagaimana Carlos Slim mampu meningkatkan kekayaannya sampai mencapai Rp 500 triliun dan bahkan menjadi orang terkaya dunia tahun ini, di saat dunia belum sembuh dari deraan krisis ekonomi. Ya itulah leverage atau daya ungkit. Inilah rahasia orang kaya yang dalam ‘sekejap’ mampu meningkatkan kekayaannya secara berlipat-lipat. [...]
Tags: carlos slim, financial leverage, joko susilo, leverage bisnis, leverage pasar, Money and Wealth
Categories: Money and Wealth
Apa yang Dibutuhkan untuk Menjadi Kaya?
Posted by Joko Susilo on February 27, 2010 | Comments (275) | Trackbacks (4)

Ada seorang rekan yang mengeluh pada saya karena hidupnya dari dulu begitu-begitu saja. Tidak beranjak menjadi lebih baik. Dia menjelaskan kalau penyebabnya mungkin karena dirinya tidak memiliki sikap seperti seorang pemenang. Dia bilang tidak memiliki mindset untuk sukses seperti orang-orang lain Lalu saya tanya padanya: “benar ingin menghasilkan banyak uang?”
Tags: cepat kaya, kaya bisnis internet, kaya raya, Money and Wealth
Categories: Money and Wealth
Siapa Mau Menjadi Jutawan Internet, Ini 3 Rahasianya!
Posted by Joko Susilo on February 4, 2010 | Comments (293) | Trackbacks (4)

Apakah ada yang ragu mampu menjadi jutawan internet? Kalau anda termasuk orang yang tidak yakin atau ragu kalau anda bisa menjadi jutawan internet, anda wajib baca posting ini. Saya akan tunjukkan pada anda rahasia-rahasia para jutawan internet. Baca baik-baik, pahami, dan langsung ACTION, niscaya anda akan segera menjadi jutawan internet baru di Indonesia.
Tags: belajar bisnis internet, jadi jutawan, kisah jutawan, Money and Wealth, password jutawan
Categories: Money and Wealth
Cara-cara Berpikir Hebat seperti Para Milyuner
Posted by Joko Susilo on January 24, 2010 | Comments (305) | Trackbacks (3)

Pernahkah anda memikirkan mengapa seseorang bisa menjadi milyuner sementara banyak orang lainnya tidak? Apa sebenarnya yang membedakan antara para milyuner dengan orang-orang kebanyakan? Dalam posting kali ini, saya akan ungkap perbedaannya dari sisi cara berpikir. Para milyuner memiliki cara berpikir yang lain dari orang kebanyakan. Saya berikan sebuah contoh terlebih dahulu…
Tags: berpikir sukses, kerangka berpikir, metode berpikir, Money and Wealth, tips berpikir
Categories: Money and Wealth
Rahasia-Rahasia Besar Milyuner Bisnis Internet
Posted by Joko Susilo on November 9, 2009 | Comments (283) | Trackbacks (10)

Pebisnis internet yang sukses dan menghasilkan duit milyaran dari internet bukan karena beruntung. Tapi mereka menghasilkan uang melimpah karena mereka tahu rahasia bisnis internet. Rahasia-rahasia milyuner bisnis internet ini sangat berharga, yang kalau anda menerapkannya, anda kemungkinan besar pasti sukses menjalani bisnis internet. Dalam posting kali ini, rahasia-rahasia besar para milyuner internet ini akan saya [...]
Tags: jadi milyuner, joko susilo, milyuner muda, Money and Wealth
Categories: Money and Wealth
Bagaimana Cara Menyiasati Keengganan Orang Berbelanja di Internet?
Posted by Joko Susilo on October 16, 2008 | Comments (81) | Trackbacks (0)

“Internet bukan tempatnya belanja. Internet tempatnya orang cari informasi. Kalau mau belanja ya di mall atau pasar.” Pikiran inilah yang ada di sebagian besar pengguna internet. Dan tugas anda sebagai pebisnis internet mengubah pandangan tersebut. Tapi bagaimana mungkin? Bagaimana caranya? Mengubah pola pikir orang lain memang sulit. Tapi, tidak sesulit yang anda bayangkan kalau anda [...]
Tags:
Categories: Make Money Online, Money and Wealth, Start and Grow Your Business
2 Siasat Jitu Memperbudak Uang
Posted by Joko Susilo on September 10, 2008 | Comments (121) | Trackbacks (1)

Uang memang bukan segalanya. Tapi, dengan uang anda bisa memenuhi kebutuhan anda. Anda bisa hidup nyaman dan membahagiakan keluarga anda. Meski kita tak bisa membeli semua hal dengan uang, uang berperan sangat penting dalam hidup kita. Setiap hari kita bekerja karena kita perlu uang. So, apakah ini berarti anda dikuasai uang atau sebaliknya anda yang [...]
Tags: action, memperbudak uang, menghasilkan uang di internet, Money and Wealth, produk internet
Categories: Money and Wealth
Berinvestasilah Sekarang untuk Memulai Bisnis dan Meraih Kebebasan Finansial
Posted by Joko Susilo on September 5, 2008 | Comments (138) | Trackbacks (3)

Tidak ada yang gratis di dunia ini. Semua barang yang anda inginkan harus didapat dengan membayar sejumlah uang. Pakaian, makanan, rumah, bahkan tissue WC harus dibeli dengan uang. Hidup memang mahal. Tanpa anda sadari, saat anda membelanjakan uang, anda juga harus membayar lebih. Ah, yang benar saja? Benar, anda membayar juga dengan waktu anda. Karena [...]
Tags: , bisnis internet, investasi di internet, kebebasan finansial, memulai bisnis, mencari uang, menghasilkan uang, Money and Wealth
Categories: Money and Wealth
Cara Mendapat Passive Income Membludak dari Bisnis Internet
Posted by Joko Susilo on August 27, 2008 | Comments (156) | Trackbacks (9)

Saya sering tersenyum sendiri mendengar guyonan lama ini. “Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga”. Enak sekali bisa hidup seperti itu. Anda menginginkannya? Maaf, saya tidak punya tips untuk itu. Tapi jika anda ingin memiliki penghasilan tanpa batas meski anda sudah tak lagi bekerja, saya punya caranya. Ya, saya serius, saya akan memberikannya untuk [...]
Tags: , Money and Wealth, pasif income, passive income, pebisnis internet sukses
Categories: Money and Wealth
Di Saat Uang Sudah Bukan Segalanya Lagi
Posted by Joko Susilo on January 20, 2008 | Comments (44) | Trackbacks (28)

Saat memulai bisnis internet, saya memang benar-benar “GILA”. Seluruh waktu saya habis untuk pekerjaan ini, sampai melupakan keluarga. Tujuan utama saya hanya satu waktu itu: SUKSES. Saya sangat yakin bisa sukses di sini. Karena memang sukses berbisnis internet itu bukan khayalan tingkat tinggi. Bahkan, banyak yang sudah lebih dulu kaya dari internet. Hasilnya, ke-GILA-an saya [...]

Read More...

MARKETING MEMBUAT KAYA

Published in:

Banyak orang yang meremehkan dan memandang rendah pekerjaan sebagai seorang marketing. Mereka adalah penjual asuransi, salesman, kartu kredit, broker, dan sejenisnya. Namun lowongan pekerjaan untuk menjual ini tiap hari menghiasi koran kita.

RICH DAD POOR DAD
Saya suka dengan tulisan Robert T. Kiyoasaki, hampir semua bukunya sudah saya baca. Gaya penulisannya sederhana dan lebih ke arah cerita, cerita mengenai pengalaman-pengalaman hidupnya. Dia memotivasi dan mengajak kita untuk melihat sisi lain dalam kehidupan kita. Sisi mengenai dunia yang tidak diajarkan di pelajaran sekolah kita, dunia keuangan dan bisnis.


Buku - Buku terbaru dari Robert T. Kiyosaki. Wah mesti beli nih!

Saya tidak tahu, tahun berapa buku itu diterbitkan, yang saya tahu, sekitar tahun 2000an, istilah financial freedom melanda kota Surabaya. Jika boleh saya melebih-lebihkan, istilah ini melanda seluruh dunia (khususnya di dunia internet). Orang begitu yakin akan bisa pensiun di usia 30-40 tahun, moto mereka Retire Young, Retire Rich. Pendeknya, buku tulisan Robert T. Kiyosaki ini menciptakan revolusi berpikir. Dan sebagai akibatnya, Om Robert langsung menjadi orang kaya di dunia ini.

Pertanyaannya adalah, apa yang menyebabkan Robert T Kiyosaki kaya ? Penjualan buku-bukunya ? Iya....benar. Perusahaannya kah yang membuat dia kaya ? Iya....benar juga. Atau Investasi-investasinya di Real estate ? Saya tidak tahu....he...he...he...karena waktu saya coba search di Google mengenai sisi lain dari Robert Kiyosaki ini, saya menemukan "Nada Nada pedas " dari Mr. John. T Reed, silahkan dilihat di "Dangerous Advice! --- John T. Reed "

Namun yang saya tahu pasti. Robert Kiyoasaki kaya karena dia mempunyai kemampuan menjual.



“KEMAMPUAN” MENJUAL DALAM TANDA KUTIP
Di seri pertama buku Rich Dad Poor Dad, Robert mengaku bahwa dia adalah orang yang pemalu. Orang yang tidak punya kemampuan menjual dan takut untuk ditolak, ditambah lagi, ayah kandungnya yang mengharamkan kegagalan. Komplit deh, semua alasan untuk memasuki dunia marketing benar – benar dikuasainya. Dan kasus Robert kecil ini juga sama dengan kasus saya.

Saya benar – benar membenci yang namanya marketing. Saya takut puoool dengan namanya penolakan. Saya berkeringat dingin ketika menjual “sesuatu” kepada “seseorang.” Dan keadaan ini berlangsung sampai saat ini, detik ini, hari ini, waktu saya menulis artikel ini (11/03/2009). Jika anda menyangka bahwa ada “kuasa” yang membuat saya berubah 180 derajat menjadi seorang penjual (marketing) sukses dan menceritakan pengalaman saya kepada anda melalui tulisan ini, maka anda salah! (><)' Makanya saya sedih....karena judul artikel ini adalah MARKETING, KEMAMPUAN MENJUAL YANG MEMBUAT KITA KAYA. Dan saya sebagai penulisnya, takut marketing! Amsiooong deh! Kembali ke Robert, sekarang dia adalah seorang yang kaya. Saya berpikir – pikir (mikir-mikir), dan menemukan bahwa si Kiyosaki ini bukanlah penjual buku ataupun penjual real estat. Dia adalah seorang penjual ide alias konsep. Bagi saya, menjual konsep merupakan ilmu tertinggi dalam marketing, karena yang dijual adalah barang yang tidak kelihatan. Jadi ingat dengan sidejob saya sebagai Event Organizer. Eiit....saya di sana berperan sebagai akuntan bukan marketing... Mumpung topiknya nyenggol....saya akan bercerita sedikit mengenai seorang rekan kerja saya yang diberkati dengan kemampuan menjual ini (katanya sih pembaca setia tulisan saya). Sebut saja namanya FJ, soalnya anak-anaknya dikasih nama LL dan CJ....istrinya TK, pegawainya ada empat, kodenya, YK, MT, MR, TR (ha...ha...ha....). Rekan kerja kita satunya MG...saya sebagai penulis artikel ini namanya WG (artinya Wapan Ganteng!) FJ dilahirkan sebagai seorang laki-laki yang tanpa bondo (istilah saya). Masa mudanya penuh dengan jual-menjual, pinjam-meminjam, bonceng-membonceng, carok-mencarok, dan lainnya. Sangat menyedihkan hidupnya...anak yang tidak diharapkan lahir, tidak dikasih uang jajan yang memadai, tidak diperhatikan dengan baik, kurang kasih sayang kale.... Nasibnya yang kurang beruntung inilah yang membuatnya bisa menjadi seperti saat ini. Seorang penjual yang luar biasa! Marketing handal! Sewaktu masih di SMP, tidak terhitung jumlah kodok yang berhasil dijual olehnya....(><)'. Guru PMP, guru BP, guru sejarah, dan termasuk saya menjadi langganan kodoknya. Waktu itu harganya 25ribu per kotak, kalo yang gendut isi 5an, yang keceng isi 10an, yang oversize isi 1, paha kodoknya segede pisang goreng...(saya tertarik mo beli, tapi setelah liat gedenya, tak batalin, giloooo....!!) Masuk SMA, bisnis kodoknya bangkrut...katanya sih dicuri ama orang. Si FJ berpindah ke bisnis jual beli kacamata....duh manis banget mulutnya...dan juga strategi marketingnya yang canggih, lagi-lagi kebujuk untuk beli kacamata! Terus di masa ini, saya udah jarang berhubungan lagi ama dia. Pertama, karena beda sekolah, kedua, beda pergaulan. Baru ketemu lagi setelah lulus kuliah. Selama masa sendiri-sendiri itu, si FJ telah menjadi BOS PlayStation – BOS CD game – BOS mainan mini – BOS Multiplayer dan lainnya yang tidak dia sharingkan dengan saya. Cuman, akhirnya sama, TUTUP, nggak tau karena bangkrut atau bosen! (saya lebih memilih bosen sebagai alasannya!) Tahun 2000, awal tahun kebersamaan saya (WG) dengan FJ dan MG. Kita bersama-sama membentuk sebuah event organizer yang diberi judul The sainT, Christian Event Organizer. Peran saya sebagai administrator, si MG sebagai produksi-trator, dan si FJ sebagai Marketing. Produk pertama yang kami jual adalah DryIce, meningkat menjadi penyusun acara, lalu kambing hitam (bagian dimarah-marahi), jual diri, dan saat ini hanya menjual konsep saja. Metamorforsis produk tadi murni dikerjakan oleh FJ. Dari produk yang bisa dilihat, pelan-pelan ke arah produk yang tidak bisa dilihat. Dari DryIce ke Konsep! Sekarang, tahun 2009, tiap kali calon klien The sainT bertemu dengan FJ, peluang untuk Close adalah 80%. Sedangkan jika bertemu dengan WG, maka peluangnya lebih tinggi, yaitu 95%. Maksud saya 95% tidak Close! ^-^' Dari mana FJ mempunyai kemampuan menjual ? Jawabannya adalah dari 18 tahun malang melintang di dunia penjualan. Memang FJ diberkahi kemampuan untuk menjual, namun di sana juga ada proses (tangan tak terlihat) yang mengarahkan hidupnya ke arah jual-menjual. Dan, yang terpenting, si FJ mau untuk mengikut arah yang ditunjuk oleh “tangan tak terlihat” itu. Bakat tidak menjamin keberhasilan, kemauanlah yang menentukan! MATEK...AMSIIOOOOONG....SEMAPUT... Semua orang bisa menjadi marketing sukses....setujukah anda ? Semua orang bisa menjadi orang kaya....setujukah anda ? Semua orang yang menjadi kaya adalah seorang marketing ulung....setujukah anda ? Semua marketing sukses akan menjadi kaya....setujukah anda ? Ada banyak jawaban dan keyakinan yang berlainan. Sebagian setuju, sebagian lainnya tidak setuju. Dan masing-masing jawaban disertai dengan saksi-saksi hidup yang menguatkan pernyataan mereka. Saya rasa anda dan teman anda akan mempunyai pendapat yang berlainan. Keyakinan saya, semua manusia diciptakan unik oleh yang maha kuasa. Mereka mempunyai “sesuatu” yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya. “Sesuatu” ini bisa berupa mulut manis, ketekunan, ketelitian, semangat, kerapian, sistematis, kecepatan, kekuatan, dan lainnya. Sesuatu inilah yang akan membuat kita kaya. Tetapi...tetap saja membutuhkan waktu dan kemauan. Kemauan untuk mengikuti “petunjuk dari tangan tak terlihat.” Saya bukan seorang marketing, apakah saya tidak bisa kaya ? Bisa iya dan bisa tidak. Jalan hidup saya diarahkan oleh “sesuatu” ke arah sistematis. Saya selalu diberi kesempatan untuk mendisain suatu sistem kerja, membentuk tim kerja, mentraining orang, dan sekitarnya. Arah yang ditunjukan ke saya jauh dari marketing (di satu sisi saya sedikit kuatir juga tidak bisa kaya, namun di sisi lain masih tetep kuatir!! (><)' ) Saya kepingin belajar menjadi marketing sejati supaya bisa menjadi kaya sesuai dengan judulnya....namun di sisi lain saya melihat bahwa manusia itu unik dan dipanggil ke sesuatu yang unik juga. Bagi saya, mencoba menjadi seorang penjual ulung membutuhkan tenaga dan waktu yang luar biasa besar. Maka dari itu, saya memutuskan untuk menjadi diri saya sendiri. Menjadi apa yang sudah ditetapkan oleh “tangan tak terlihat”. Apakah itu ? Saya tidak tahu, yang pasti bukan menjadi seorang marketing !!*

Read More...

tecnologi pipeline word

Published in:

Setelah banyak yang bilang kalau BBC Learning English cukup menarik untuk belajar Bahasa Inggris, akhirnya kita pun hunting lagi gratisan yang bisa digunakan untuk meningkatkan skill Bahasa Inggris kita. Eh, tidak tahunya kita malah menemukan banyak majalah gratis dari luar negeri! GRATIS dan BENAR-BENAR GRATIS!!!

Saat ini kami temukan lebih dari 60 majalah gratis yang menerima pelanggan dari Indonesia. Sebagian ada yang mengirimkannya dalam bentuk print dan sebagian besar lainnya dalam bentuk digital. Kebanyakan sich majalah berkaitan dengan industri, mulai dari industri makanan, telekomunikasi, IT, sciences, engineering, sampai militer. Jadi kalian bisa pilih-pilih mana majalah yang kalian sukai ataupun yang sesuai dengan background pendidikan atau pekerjaan kalian.
Oracle Magazine

Oracle MagazineOracle Magazine contains technology strategy articles, sample code, tips, Oracle and partner news, how to articles for developers and DBAs, and more. Oracle (NASDAQ: ORCL) is the world’s largest enterprise software company.

Berlangganan Oracle Magazin

Cisco on Cisco NewsReceive a free quarterly e-newsletter with exclusive articles on how Cisco IT uses its own products and solutions to enable the business. Get an insider’s view on the business reasons for Cisco implementations, including best practices, lessons learned, and tangible benefits. Find out first what is new in the world of Cisco on Cisco.

Berlangganan Cisco on Cisco News
eWeek

eWeekeWeek is the essential technology information source for builders of e-business. Through a combination of news, analysis and evaluation, it guides readers in making the best technology decisions for their enterprise. Focusing on e-commerce, communications and Internet-based architecture, eWeek enables readers to successfully evaluate, deploy and leverage new technology solutions for competitive advantage.

Berlangganan eWeek
PipeLine and Gas Technology

PipeLine and Gas TechnologyPipeLine and Gas Technology is written exclusively to the business needs of people who… design, engineer, construct, operate, maintain, & manage gas transmission & distribution systems—as well as— pipeline systems for: crude oil; refined products; water; and slurries.

Berlangganan PipeLine and Gas Technology
Global Finance

Global FinanceGlobal Finance delivers the full story; corporate finance, joint ventures and M&A, country profiles, capital markets, investor relations, currencies, banking, risk management, custody, direct investment, money management and all the rest-specifically tailored for corporate readers around the world.

Berlangganan Global Finance
Today’s Energy Solutions

Today's Energy SolutionsEven with widespread conservation measures, the need for electricity is estimated to increase by 40% by 2030. This demand for energy is the new frontier for manufacturers with the foresight and determination to design and build systems and components for generating new energy solutions as well as reducing the cost and improving the capacity of existing energy sources. Today’s Energy Solutions is the only publication devoted to helping these manufacturers succeed. With quarterly issues in 2008, Today’s Energy Solutions will provide valuable information to help manufacturing professionals improve productivity on current processes as well as facilitate the creation of new processes for alternative energy solutions.

Berlangganan Today’s Energy Solutions
Waste Management World

Waste Management WorldWaste Management World delivers the latest news and global developments from across the industry. Articles report on international projects, best practices, technological developments, trends and legislation. Each issue covers biological waste treatment, collection and transport, recycling and waste minimization, sanitary landfill and thermal treatment of waste.

Berlangganan Waste Management World

Baca selengkapnya »
Ditulis oleh Tiara pada 10 August 2008
106 Komentar
Kategori: Dunia Bisnis, Dunia Lingkungan, Dunia Pendidikan, Dunia Sains
Tags: bisnis, industri, majalah, majalah gratis
Majalah Gratis
Global Warming Bikin Bumi Semakin Panas!
gambar globalwarmingApa Anda merasakannya?

Malas berlama-lama di bawah sinar matahari?
Tidak juga dengan pertolongan topi atau payung?
Tidak cukup dengan kipas?
Kebutuhan pendingin ruangan kian tinggi?
Pagi terasa seperti siang yang menusuk?
Siang membuat dehidrasi?
Musim kemarau lebih panjang?
Demam berdarah dan malaria muncul dimana-mana?
Hujan deras tiba-tiba datang dan mengundang banjir?

Jawabannya, IYA bukan! Dekade 1990-an dan 2000-an adalah 10 tahun terpanas. Kenaikan suhu Bumi yang tidak wajar ini dikenal sebagai Global Warming atau Pemanasan Global. (sumber: Kampanye Earth Crisis, WWF Indonesia)

Gambar: Global warming map

Gambar: Kenaikan Temperatur Bumi

sumber: wikipedia

Kedua gambar di atas menunjukkan kenaikan temperatur permukaan bumi yang “tidak wajar” akhir-akhir ini. Apa yang menjadi penyebabnya?
Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect)

Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect) adalah salah satu fenomena yang dianggap sebagai penyebab terbesar dari Global Warming. Sebenarnya sich secara alami proses Efek Rumah Kaca sangat diperlukan untuk kehidupan di Bumi. Panel gas rumah kaca di atmosfer menangkap panas matahari agar tidak seluruhnya terlepas angkasa. Itulah sebabnya kenapa Bumi terasa hangat, tidak dingin dan beku. Masalah terjadi ketika konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer meningkat secara berlebihan. Akhirnya, gas rumah kaca malah menghalangi panas matahari yang seharusnya dikeluarkan. Segala sesuatu yang berlebihan itu pasti tidak baik.

Buat yang masih belum terlalu paham dengan Efek Rumah Kaca & Global Warming, bisa lihat animasi menarik berikut ini.


sumber animasi: EarthGuide

Baca selengkapnya »
Ditulis oleh Agus MU pada 30 July 2008
146 Komentar
Kategori: Dunia Bisnis, Dunia Blog, Dunia Budaya, Dunia Ekonomi, Dunia Industri, Dunia Lingkungan, Dunia Pendidikan, Dunia Politik, Dunia Sains, Dunia Satwa
Tags: BC Blog Competition - CS, climate security, efek rumah kaca, gas rumah kaca, global warming, greenhouse effect, ketahanan iklim, pemanasan global
Pengen ikutan cari duit di internet? Apa aja yang harus kamu tahu?

Pengen ikutan cari duit di internet? Apa aja yang harus kamu tahu?Ketika sedang berselancar di dunia internet selama ini mungkin ada di antara kamu yang melihat banyak orang mencoba mengais rejeki di internet. Sebagian di antara kamu menjadi sangat tertarik soalnya lagi nganggur kali ya dan kemudian belajar lebih jauh meski tak semuanya menjadi sukses dan menikmati hasilnya. Sebagian lagi tidak percaya dan menganggap hal ini hanyalah bualan dan bohong belaka. Keduanya memang tidak salah sich. Soalnya, banyak program yang benar-benar membayar dan banyak juga program yang benar-benar menipu! Tinggal kalian pilih mana, pengen dibayar atau pengen ditipu :-D .

Pada kesempatan ini, kami tidak akan mengupas terlalu dalam soal program-program yang memang bisa dijadikan ladang penghasilan. Kami lebih konsentrasi ke apa aja sich yang harus kalian siapkan, apa saja yang harus kalian tahu sebelum mencoba mendulang emas di dunia maya. Jika asing dengan nama-nama program yang disebutkan, telan dulu aja mentah-mentah, bakalan dijelasin lain waktu koq. Siap?
Baca selengkapnya »
Ditulis oleh Tiara pada 17 April 2008
112 Komentar
Kategori: Dunia Bisnis, Dunia Blog, Dunia Karir
Perang tarif seluler yang semakin menggila

Read More...

relation consultant

Published in:

As a Senior Public Relations Consultant, Ken managed major projects and worked on many accounts including Monier Roofing Limited, NUS International Pty Ltd, MasterFoods of Australia, the Jakarta Promotion Board, the Australian Made Campaign and others.

In his previous capacity as Marketing Manager for the United States Department of Commerce in Sydney, Ken served as Principal Advisor to the United States Trade Centre Director on major U.S. trade event planning and implementation of numerous U.S. Government sponsored trade shows and other events covering many different industry groups.



In recent years, Ken has worked for a diverse range of companies including Boral Roofing, Boral Bricks, Boral Plasterboard, Frontline Business Services and Sydney Point of Sale.

Read More...

network marketing

Published in:

"Network Marketing" and "Multi-level Marketing" have been described by author Dominique Xardel as being synonymous, and as methods of direct selling.[1] According to Xardel, "direct selling" and "network marketing" refer to the distribution system, while the term "multi-level marketing" describes the compensation plan.[1] Other terms that are sometimes used to describe multi-level marketing include "word-of-mouth marketing", "interactive distribution", and "relationship marketing". Critics have argued that the use of different terms and "buzzwords" is an effort to distinguish multi-level marketing from illegal Ponzi schemes, chain letters, and consumer fraud scams.[14] Some sources classify multi-level marketing as a form of direct selling rather than being direct selling.[13][15][16]

The Direct Selling Association, an American industry body, reported that in 1990 twenty-five percent of members used MLM, growing to 77.3 percent in 1999.[17] Companies such as Avon, Electrolux, Tupperware,[18] and Kirby all originally used single level marketing to sell their goods and later introduced multi-level compensation plans.[19] By 2009, 94.2% of members were using MLM, accounting for 99.6% of sellers, and 97.1% of sales.[20] The DSA has approximately 200 members [21] while it is estimated there are over 1000 firms using multi-level marketing in the US alone.[22]
[edit] History

It is generally accepted that the first multi-level marketing plan was introduced in 1945 by the California Vitamin Company (shortly afterwards to become Nutrilite).[13][23] The plan allowed Nutrilite distributors with at least 25 regular customers to recruit new distributors and draw a 3 percent commission from their sales. Unlike traditional direct selling, this was an ongoing payment whenever the customer re-ordered, allowing direct sellers to build a sales organization that could generate a residual-like income.[23]
[edit] Setup

Independent, non-salaried salespeople of multi-level marketing, referred to as distributors (or associates, independent business owners, dealers, franchise owners, sales consultants, consultants, independent agents, etc.), represent the company that produces the products or provides the services they sell. They are awarded a commission based upon the volume of product sold through their own sales efforts as well as that of their downline organization.

Independent distributors develop their organizations by either building an active customer base, who buy direct from the company, or by recruiting a downline of independent distributors who also build a customer base, thereby expanding the overall organization. Additionally, distributors can also earn a profit by retailing products they purchased from the company at wholesale price.
[edit] Income levels

Several sources have commented on the income level of specific MLMs or MLMs in general:

The Times: "The Government investigation claims to have revealed that just 10% of Amway's agents in Britain make any profit, with less than one in ten selling a single item of the group's products."[24]
Scheibeler, a high level "Emerald" Amway member: "UK Justice Norris found in 2008 that out of an IBO [Independent Business Owners] population of 33,000, 'only about 90 made sufficient incomes to cover the costs of actively building their business.' That's a 99.7 percent loss rate for investors."[25]
Newsweek: based on Mona Vie's own 2007 income disclosure statement "fewer than 1 percent qualified for commissions and of those, only 10 percent made more than $100 a week."[26]
Business Students Focus on Ethics: "In the USA, the average annual income from MLM for 90% MLM members is no more than US $5,000, which is far from being a sufficient means of making a living (San Lian Life Weekly 1998)"[27]
USA Today has had several articles:

"While earning potential varies by company and sales ability, DSA says the median annual income for those in direct sales is $2,400."[28]
In an October 15, 2010 article, it was stated that documents of a MLM called Fortune reveal that 30 percent of its representatives make no money and that 54 percent of the remaining 70 percent only make $93 a month. The article also states Fortune is under investigation by the Attorneys General of Texas, Kentucky, North Dakota, and North Carolina with Missouri, South Carolina, Illinois, and Florida following up complaints against the company.[29]
A February 10, 2011 article stated "It can be very difficult, if not impossible, for most individuals to make a lot of money through the direct sale of products to consumers. And big money is what recruiters often allude to in their pitches." [30]
"Roland Whitsell, a former business professor who spent 40 years researching and teaching the pitfalls of multilevel marketing": "You'd be hard-pressed to find anyone making over $1.50 an hour, (t)he primary product is opportunity. The strongest, most powerful motivational force today is false hope."[30]

[edit] Legality and legitimacy
[edit] USA

MLM businesses operate in all 50 states[citation needed]. New businesses may use terms such as "affiliate marketing" or "home-based business franchising". Many pyramid schemes try to present themselves as legitimate MLM businesses.[11] However, there are people who hold that all MLMs are essentially pyramid schemes even if legal.[10][31][32][33]

The United States Federal Trade Commission states "Steer clear of multilevel marketing plans that pay commissions for recruiting new distributors. They're actually illegal pyramid schemes. Why is pyramiding dangerous? Because plans that pay commissions for recruiting new distributors inevitably collapse when no new distributors can be recruited. And when a plan collapses, most people - except perhaps those at the very top of the pyramid - end up empty-handed."[34]

In a 2004 Staff Advisory letter to the Direct Selling Association, the FTC states:

Much has been made of the personal, or internal, consumption issue in recent years. In fact, the amount of internal consumption in any multi-level compensation business does not determine whether or not the FTC will consider the plan a pyramid scheme. The critical question for the FTC is whether the revenues that primarily support the commissions paid to all participants are generated from purchases of goods and services that are not simply incidental to the purchase of the right to participate in a money-making venture.[35]

The FTC warns "Not all multilevel marketing plans are legitimate. Some are pyramid schemes. It's best not to get involved in plans where the money you make is based primarily on the number of distributors you recruit and your sales to them, rather than on your sales to people outside the plan who intend to use the products."[36] and states that research is your best tool, giving eight steps to follow:[36]

Find — and study — the company’s track record
Learn about the product
Ask questions
Understand any restrictions
Talk to other distributors (beware of shills)
Consider using a friend or adviser as a neutral sounding board or for a gut check
Take your time
Think about whether this plan suits your talents and goals

[edit] Criticism

The FTC issued a decision, In re Amway Corp., in 1979 in which it indicated that multi-level marketing was not illegal per se in the United States. However, Amway was found guilty of price fixing (by effectively requiring "independent" distributors to sell at the same fixed price) and making exaggerated income claims.[37][38]

The FTC advises that multi-level marketing organizations with greater incentives for recruitment than product sales are to be viewed skeptically. The FTC also warns that the practice of getting commissions from recruiting new members is outlawed in most states as "pyramiding".[39] In April 2006, it proposed a Business Opportunity Rule intended to require all sellers of business opportunities—including MLMs—to provide enough information to enable prospective buyers to make an informed decision about their probability of earning money. In March 2008, the FTC removed Network Marketing (MLM) companies from the proposed Business Opportunity Rule:

The revised proposal, however, would not reach multi-level marketing companies or certain companies that may have been swept inadvertently into scope of the April 2006 proposal.[40]

Walter J. Carl stated in a 2004 Western Journal of Communication article that "MLM organizations have been described by some as cults (Butterfield, 1985), pyramid schemes (Fitzpatrick & Reynolds, 1997),[41] or organizations rife with misleading, deceptive, and unethical behavior (Carter, 1999), such as the questionable use of evangelical discourse to promote the business (Hopfl & Maddrell, 1996), and the exploitation of personal relationships for financial gain (Fitzpatrick & Reynolds, 1997)".[41][42] In China, volunteers working to rescue people from the schemes have been physically attacked.[43]

MLM's are also criticized for being unable to fulfill their promises for the majority of participants due to basic conflicts with Western cultural norms.[44] There are even claims that the success rate for breaking even or even making money are far worse than other types of businesses:[45][46][47] "The vast majority of MLM’s are recruiting MLM’s, in which participants must recruit aggressively to profit. Based on available data from the companies themselves, the loss rate for recruiting MLM’s is approximately 99.9%; i.e., 99.9% of participants lose money after subtracting all expenses, including purchases from the company."[45] In part, this is because encouraging recruits to further "recruit people to compete with [them]"[10] leads to "market saturation."[12]

Another criticism is that MLM has effectively outlived its usefulness as a legitimate business practice. The argument is that, in the time when America was a series of relatively small, isolated towns and rural areas not easily accessible to small companies, MLM was a useful way to let people know of and buy products or services. But the advent of internet commerce, with its ability to advertise and sell directly to consumers, has rendered that model obsolete. Thus, today, nearly all modern MLMs ostensibly sell vastly overpriced goods and services (if there even is a real product or service involved at all) as a thin cloak of legitimacy, while their members are driven to recruit even more people into the MLM, effectively turning these programs into pyramid schemes.[32]

It is because of this encouraging recruits to further recruit their competitors, some people have even gone so far as to say at best modern MLMs are nothing more than legalized pyramid schemes[10][31][32][33] with one stating "Multi-level marketing companies have become an accepted and legally sanctioned form of pyramid scheme in the United States"[31] while another states "Multi-Level Marketing, a form of Pyramid Scheme, is not necessarily fraudulent."[33]

In October 2010 it was reported that multilevel marketing companies were being investigated by a number of state attorneys general amid allegations that salespeople were primarily paid for recruiting and that more recent recruits cannot earn anything near what early entrants do.[48]

Read More...

Sebagai Newbie saya selalu berfikir bahwa hanya dengan "belajar dan cukup sampai paham saja" merupakan 'garansi' untuk bisa sukses berpenghasilan. Ternyata "saya SALAH BESAR".

Keberhasilan Sobat di bidang Internet Marketing lebih tergantung pada "pola pikir" Sobat sejak pertama kali belajar.

Kesuksesan adalah PROSES. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa mendapatkan kesuksesan dalam waktu sekejap, termasuk berpenghasilan ribuan US dollar lewat Internet.

Kalau cuma seperti itu, semua orang pasti sudah pada kaya! Hahaha...

Jika Sobat ingin berhasil di dunia internet marketing, Sobat harus memiliki 4 hal penting di bawah ini:

1. Sobat harus mau belajar, agar paham internet marketing itu seperti apa.
2. Sobat harus mau praktek, supaya menjadi bisa alias tidak 'sekedar mengerti'.
3. Sobat harus mau fokus, agar visi dan tujuan Sobat tercapai.
4. Sobat harus mau mandiri, agar bisa jadi pebisnis sejati!

Coba Sobat perhatikan lagi ke-4 hal di atas, mulai dari mau belajar, mau praktek, mau fokus, dan hingga mau mandiri. Semua itu adalah KEHARUSAN.

Itu sebab saya katakan, sesungguhnya, keberhasilan Sobat saat menjalankan Internet Marketing itu lebih tergantung pada pola pikir Sobat dalam menjalaninya. Perbaikilah segera!

Perdalam ilmu sobat dalam dunia internet Marketing dan saya sarankan Sobat belajar sama Mbak Anne Ahira. Beliauuk tidak sekedar mengajarkan apa itu internet marketing, tapi juga mengajak anda untuk langsung Praktek. Bahkan secara detil diajarkan bagaimana caranya menghasilkan secara Step by step. Jadi, disini samasekali tidak dikenal yang namanya GAPTEK selama sobat ada KEMAUAN untuk SUKSES

Read More...

usaha strategis

Published in:

Paling Banyak Di cari
gambar rumah minimalis type 36, rumah dijual di balikpapan, balikpapan regency, rumah tampak depan, tampak depan rumah minimalis, gambar rumah tampak depan, rumah murah di balikpapan, pengertian tiket, tampak depan rumah, rumah dijual di balikpapan 2011, maple residence depok, jenis-jenis promosi, cara membuat meja kayu, menghitung resiko menjalankan usaha, WWW Prwood com, kamar mandi sederhana, pengertian kain katun, indosek, rumah dijual balikpapan, rumah minimalis tampak depan
Apa Kata Mereka

ona yohana fachry on Jasa Marga Tingkatkan "e-Toll Card"
Kolom Berita Unik on 3 Cara Tercepat Mendapatkan Traffic ke Website Anda
Rafans.com on 3 Cara Tercepat Mendapatkan Traffic ke Website Anda
herimbor on Hal yang Harus Anda Lakukan Sebelum Mengonlinekan Website Anda
miswan on Menjadi Ibu Menghalangi Perempuan Berkarier?
marvelline oei on Menjadi Ibu Menghalangi Perempuan Berkarier?
miswan on Menjadi Ibu Menghalangi Perempuan Berkarier?

Pencarian Terbaru
membuat rab proyek, tehnik pengemasan makanan ringan, contoh sop frencchise, memulai perumahan, cara membuka supermarket, membuka usaha mebel, tahun 12 sio apa, ciri tempat usaha yg strategi, syarat mendirikan salon, cara menggambar sayuran, warna cat rumah minimalis, brosur harga rumah, debit vs kartu kredit, cara menawarkan produk ke swalayan, daftar merk-merk rokok, nila warna apa, bisnis salon, contoh bentuk kegagalan seorang wirausaha, faktor yang di perhatikan dalampenetapan harga, contoh wirausaha kecil
Paling Banyak Di cari
gambar rumah minimalis type 36, rumah dijual di balikpapan, balikpapan regency, rumah tampak depan, tampak depan rumah minimalis, gambar rumah tampak depan, rumah murah di balikpapan, pengertian tiket, tampak depan rumah, rumah dijual di balikpapan 2011, maple residence depok, jenis-jenis promosi, cara membuat meja kayu, menghitung resiko menjalankan usaha, WWW Prwood com, kamar mandi sederhana, pengertian kain katun, indosek, rumah dijual balikpapan, rumah minimalis tampak depan
Apa Kata Mereka

ona yohana fachry on Jasa Marga Tingkatkan "e-Toll Card"
Kolom Berita Unik on 3 Cara Tercepat Mendapatkan Traffic ke Website Anda
Rafans.com on 3 Cara Tercepat Mendapatkan Traffic ke Website Anda
herimbor on Hal yang Harus Anda Lakukan Sebelum Mengonlinekan Website Anda
miswan on Menjadi Ibu Menghalangi Perempuan Berkarier?
marvelline oei on Menjadi Ibu Menghalangi Perempuan Berkarier?
miswan on Menjadi Ibu Menghalangi Perempuan Berkarier?

Pencarian Terbaru
membuat rab proyek, tehnik pengemasan makanan ringan, contoh sop frencchise, memulai perumahan, cara membuka supermarket, membuka usaha mebel, tahun 12 sio apa, ciri tempat usaha yg strategi, syarat mendirikan salon, cara menggambar sayuran, warna cat rumah minimalis, brosur harga rumah, debit vs kartu kredit, cara menawarkan produk ke swalayan, daftar merk-merk rokok, nila warna apa, bisnis salon, contoh bentuk kegagalan seorang wirausaha, faktor yang di perhatikan dalampenetapan harga, contoh wirausaha kecil

Read More...

marketing max 7p

Published in:

Marketing mix 7p people, process, physical evidence Some other useful related links,photos and websites has been classed here.

Generation-Z Marketing.. the new horizon of Marketing MIX : Firoz …
Marketing mix 7p 1 Marketing mix 7p
impeL – innovative management |
Marketing mix 7p 2 Marketing mix 7p
JIBC
Marketing mix 7p 3 Marketing mix 7p
Marketing mix/ 7p's | BUSINESS MANAGEMENT| MANAGEMENT METHODS
Description : It's same with marketing mix or 7 p's the offer you make your customer can be varied by altering marketing mix so for a high profile brand, increase the focus on promotion and desensitize the weight given to price.
http://1businessstrategy.com/b ..

Service Marketing Mix – 7p's/Extended Marketing Mix | Internent …
Description : Top Internet Marketing Strategies Your success online is partly dependent on your ability to develop successful internet marketing strategies. An internet marketing plan that is . …
http://aestazarada.com/service ..

7Ps of marketing mix for services marketing
Description : 7Ps of marketing mix for services marketing. Posted on July 5, 2011 by elson. This entry was posted in Service Marketing. Bookmark the permalink. ← What are the differences bewteen services and goods marketing? Service system → …
http://www.smartstudentsok.com ..

Service Marketing Mix – 7p's/Extended Marketing Mix | eportalsite.com
Description : I cannot hear the sound when playing this video:( could anyone help? this channel seems to offer a lot of valuable info on marketing and I'd like to be able to benefit from it fully:) …
http://eportalsite.com/service ..

The 7Ps of Marketing Mix | optimizer page
Description : These activities comprise of separate concepts, the most foremost one being the marketing mix. There are two concepts for marketing mix: 4P and 7P. It is needful to balance the 4Ps or the 7Ps of the marketing mix. …

Read More...

peluang usaha

Published in:

Kami tawarkan peluang usaha kepada anda menggunakan sebuah system yang bekerja selama 24 jam non stop untuk menghasilkan uang melalui internet. Semuanya dilakukan secara otomatis dengan cara tercepat dan termudah.
selengkapnya baca Langkah cerdik menjalankan bisnis online ini di Iklan Baris Laris http://iklanbarislaris.com/bisnis/langkah-cerdik-menjalankan-bisnis-online-7.html

Sekilas Bisnis Online Internet Marketing:
Dengan berbisnis dari internet anda dapat meluangkan banyak waktu bersama dengan orang yang anda cintai,bersama keluarga anda,karena berbisnis lewat internet dapat anda lakukan kapan saja dan dimana saja,dan anda juga tidak dibatasi maupun dipaksa bekerja. Namun dengan pandai merasa seperti terpaksa untuk sukses maka biasanya kesuksesan yang mungkin Anda raih dalam bisnis internet akan berpotensi jauh lebih besar. Pandai-pandailah merasa terpaksa, walaupun sebenarnya tidak, tujuannya untuk meningkatkan produktivitas.

Read More...

ferforma marketing

Published in:

Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.

B. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom

Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.

C. Pengertian Pemasaran Menurut Philip dan Duncan

Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen.

D. Pengertian Pemasaran Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat / American Merketing Association

Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedaKecermatan dan kecepatan memanfaatkan momentum menjadi kunci keberhasilan produk-produk OTC Soho. Bagaimana perusahaan ini memainkan strategi pemasarannya itu?

Deretan 150 produk farmasi unggulan Juli 2007-Juni 2008 hasil survei sebuah lembaga riset bidang farmasi bisa menggambarkan performa cemerlang Soho. Betapa tidak, dari nama produk-produk top itu, 9 di antaranya adalah miliknya. Bahkan, Imboost dan Curcuma Plus masuk dalam 15 besar penjualan tertinggi rentang periode itu, dengan nilai penjualan Rp 144 miliar pada Imboost dan hampir Rp 130 miliar pada Curcuma Plus. Merek-merek Soho lainnya, seperti Oste, Asthin Force, Matovit, Diapet, Curvit, Curcuma, dan Curcuma + DHA + Prebio juga masuk jajaran klub 150 produk farmasi paling menghasilkan.

Padahal kita tahu, produk-produk itu tergolong baru di kancah pasar obat bebas (over the counter/OTC). Curcuma baru diluncurkan tahun 1999, sementara Imboost menyusul setahun kemudian, tahun 2000. Lalu, Diapet dan Laxing tahun 2005, Asthin Force tahun 2007, dan Curvit baru diluncurkan tahun 2006. “Kinerja setiap merek baru Soho memang mencengangkan,” ujar seorang praktisi farmasi sambil memperlihatkan data di tangannya.

Ia menunjukkan, nilai penjualan Laxing tahun 2006 baru Rp 11,25 miliar, tahun 2007 sudah meningkat lebih dari 100% menjadi Rp 36,7 miliar, dan di 2008 naik lagi hampir 100%, sebesar Rp 62 miliar. Asthin Force yang mengandung natural astoxantin lebih ”gila” lagi peningkatannya. Tahun 2007 akhir diluncurkan, tahun 2008 langsung meledak menjadi Rp 71,3 miliar. Hal serupa tercatat pada Curvit yang mendulang penjualan Rp 121 juta (2006), pada 2007 menjadi Rp 19,1 miliar dan tahun 2008 sebesar Rp 50,6 miliar.

“Kami berhasil menciptakan diferensiasi sebagai produsen obat berbasis alami baik di pasar re­sep (ethical) maupun OTC,” ungkap dr. Hindriato Lukas, Company Head PT Soho. Ia menambahkan, Curcuma diambil dari bahan herbal temulawak serta Diapet berasal dari bahan herbal daun jambu biji dan kunyit. “Diferensiasi ini membuat Soho memiliki positioning berbeda deari perusahaan farmasi lain.”

Keputusan Soho berkonsentrasi mengembangkan obat berbasis herbal, menurut Hindriato, awalnya karena terpaksa demi mempertahankan hidup. Ketika krisis moneter 1998, banyak perusahaan farmasi yang kembang-kem­pis. Kurs dolar AS yang melambung mem­buat biaya produksi obat generik bermerek menjadi sa­ngat mahal karena sebagian besar bahan baku obat diimpor dari luar negeri. Tak hanya itu, daya beli ma­syarakat yang kian menurun juga turut membuat beberapa pe­main farmasi lo­kal ini bak hidup se­gan mati tak mau. Salah satunya, Soho.

Kondisi ini mendorong Soho mencari strategi baru dengan meng­ubah haluan bisnisnya. Soho mencoba men­cari peruntungan melalui pe­ngem­bang­­an obat yang berasal dari ba­han alami. “Pertimbangan kami, se­lain bahan bakunya murah dan harga­nya stabil karena berasal dari dalam ne­ge­ri, saat itu pemain di bidang ini juga ma­sih sangat jarang,” papar dokter alumni Universitas Atma Jaya, Jakarta itu. Dan yang paling memudahkan, menurutnya, bahan alami temulawak sudah dikenal luas khasiatnya oleh masyarakat, sehingga Soho mudah mengomunikasikannya ke masyarakat.
Sesungguhnya, tak hanya faktor ekonomis yang menjadi dasar pertimbangan Soho berkonsentrasi pada produk berbahan baku alami. Adalah gerakan back to nature yang membuatnya bergegas memanfaatkan momentum baik itu. Apalagi, di awal 2000-an itu bukan hanya Soho yang rajin mengedukasi pasar tentang khasiat bahan herbal. Banyak perusahaan farmasi dan jamu lainnya, seperti Dexa Medica, Sido Muncul dan Kalbe, yang melakukan hal sama. Dexa Medica pada 1999 memperkenalkan Stimuno yang juga mengandung formula ekstrak tanaman meniran, dalam bahasa latin disebut Phyllanthus niruri. Lalu, Sido Muncul juga gencar memperkenalkan Tolak Angin cair yang lagi-lagi berbahan alami. Jadi, pasar sudah siap dengan edukasi obat herbal ini.
Sebagai pembuka jalan dipilih Curcuma Plus (1999). Pertimbangannya, produk multivitamin ini sudah cukup mapan di pasar ethical. Para dokter sudah mengenalnya dengan baik. Lewat berbagai simposium dan seminar dengan menda­tang­kan pakar dari dalam dan luar negeri, para dokter ini diperkenalkan pada complementary and al­ter­native medicine (CAM). “Sejak itu, makin banyak dokter yang me­resepkan Curcuma untuk mempercepat kesem­buh­an pasien,” kata Hindriato. Ia puas terhadap dukungan 700 medical representative-nya yang berhasil meyakinkan para dokter.

Respons dan sinyal positif dari dokter ini membuat Soho tampil percaya diri. Diakui Harun Pramono, Direktur Penjualan & Pemasaran PT Soho, pihaknya memang tak mengalami kesulitan yang berarti tatkala memperkenalkan Curcuma ke pasar. Malahan, Harun merasa diuntungkan oleh budaya masyarakat Indonesia mengonsumsi tanaman yang memiliki khasiat kesehatan cukup tinggi. Selain itu, masyarakat juga punya keyakinan bahwa bahan alami relatif lebih aman atau tanpa efek samping. “Semua itu memudahkan kami untuk bergerak cepat. Apalagi, dengan harga yang terjangkau, jalan kami menggebrak pasar menjadi terasa ringan,” Harun menandaskan.

Menurut Harun, Curcuma Plus kini telah berkembang menjadi banyak varian. Ada Curcuma Plus DHA dan Prebiotik, Curcuma Plus Emulsion, Curcuma Plus Imun, Curmax, Curcuma Health Drink dan Curcuma Plus Susu. Sampai sekarang Curcuma Plus masih bertahan sebagai pemimpin pasar multivitamin anak. Dengan pertumbuhan rata-rata 20% per tahun, penjualan Curcuma Plus periode 2007-08 mencapai Rp 129,9 miliar, menduduki peringkat ke-11 penjualan terbesar produk farmasi.

Diakuinya, peran endorser Sherina Munaf di awal peluncuran Curcuma Plus sangat besar. Kala itu Sherina sedang tenar sebagai penyanyi cilik sekaligus bintang film Petualangan Sherina. Intensitas pemunculan iklan di layar kaca yang sangat tinggi ditambah popularitas endorser membuat Curcuma Plus melejit tak tertahankan.

Simon Jonatan, CEO Brandmaker yang mengamati industri farmasi, membenarkan fakta itu. Malahan menurutnya, pemilihan Sherina menjadi bagian dari kecerdikan Soho. “Ketika memilih Sherina sebagai brand ambassador, memontumnya sangat tepat,” ujar Simon memuji. “Dan pilihan endorser yang tepat inilah yang menjadi rahasia sukses Soho selanjutnya,” katanya tandas.

Simon mencermati, Soho tak mau berisiko tinggi dalam pengembangan produk ataupun variannya. Sehingga, ia cenderung mengekor sukses yang pernah dicapainya saat mengembangkan Curcuma Plus. Oleh sebab itu, strategi pemasaran Curcuma Plus terlihat menjadi acuan bagi pengembangan produk Soho selanjutnya. “Semua produk baru Soho dikembangkan seperti cara pemasaran Curcuma Plus, yakni mengandalkan ketepatan momentum dan bermain konservatif,” ujarnya. “Bauran marketing yang digunakan juga tidak ada yang istimewa,” ujarnya lagi. Simon menandai, cirikhas Soho adalah bertindak di saat yang tepat dan konsisten.

Bukti konsistensi Soho terlihat dari belanja iklannya. Data Nielsen Media Research menunjukkan, dalam tiga tahun terakhir belanja iklan produk-produk Soho cenderung tetap. Contohnya, belanja iklan Curcuma Plus, tahun 2006 sebesar Rp 12,5 miliar, tahun 2007 Rp 12,7 miliar, dan tahun 2008 sebesar Rp 12,66 miliar. Belanja iklan Diapet tak jauh berbeda dari Curcuma Plus. Tahun 2006, anggaran iklan yang digelontorkan untuk Diapet sebesar Rp 11,5 miliar, tahun 2007 Rp 13,1 miliar, dan tahun 2008 Rp 12,1 miliar. Sedikit berbeda dari belanja iklan Lelap. Tahun 2006 dan 2007 masih berada di atas angka Rp 11 miliar. Namun, di 2008 cuma menghabiskan anggaran Rp 7,4 miliar.

Tidak ada yang salah dengan strategi konservatif itu. Toh, produk-produk Soho lainnya juga meraih sukses yang sama. Produk Curcuma Plus Emulsion sebagai salah satu varian dari Curcuma Plus, umpamanya, berhasil membabat Scot Emulsion yang ada di Indonesia sejak puluhan tahun silam. “Sebagai anak kemarin sore ( lahir tahun 2006), Curcuma Plus Emulsion bisa menyalip posisi jawara pasar, “ kata Hindriato. Berdasarkan data AC Nielsen, secara volume, Scot Emulsion hanya 6,7% dengan value share 17,8%. Sementara volume share Curcuma Plus Emulsion mencapai 29,4% dan value share-nya 30,6%.

Hal sama juga terjadi pada Diapet, produk antidiare ini juga berbasis alami. Soho sengaja memanfaatkan momentum tren kembali ke alam sekaligus regulasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang hanya mengizinkan obat berformulasi atalpukit yang tidak bersifat aktif atau hanya berfungsi sebagai penyerap cairan. Akibat regulasi itu, hampir semua obat diare dilarang beriklan oleh pemerintah karena alasan kandungan berbahaya. “Momentum ini dimanfaatkan Soho dengan Diapet yang membawa formulasi daun jambu biji sehingga mendapat izin dari BPOM,” papar Simon.

Dikatakannya, popularitas Diapet segera menanjak karena saat itu hanya sendirian berkomunikasi dengan pasar. Pasalnya, tidak ada produk kompetitor yang dikomunikasikan ke masyarakat. “Diapet benar-benar mengisi kekosongan ini sehingga mampu tumbuh pesat,” cerita Simon. Hasilnya, Diapet mampu memampatkan 10% pangsa pasar pesaing, Entrostop.

Mengutip data AC Nielsen, Lukas melanjutkan, dulu pangsa pasar Entrostop mencapai 50%. Akan tetapi, semakin lama curve-nya semakin mengerucut. Tahun 2004, Diapet mampu merenggut 20% pasar. Dan sejak itu, daya serap racun diarenya terus meningkat hingga sekarang memiliki pangsa pasar 30%. “Sementara Entrostop terus turun hingga kisarannya hanya 40%,” ujarnya.

Meski pangsa pasar masih di bawah pesaing beratnya, Diapet kini menjadi top of mind brand. Tak percaya? Diapet memperoleh Indonesian Costumer Satisfaction Award 2006-08. Diapet juga meraih Indonesian Best Brand Award 2007-08. “Kami hanya butuh waktu 6 tahunan untuk menjadi top of mind,” kata Lukas bangga.

Prestasi Diapet ini, menurut Asto Sunu Subroto, Presdir lembaga riset Capricorn Mars Indotama, karena dalam setiap langkahnya, Soho terlihat elegan. “Setiap perjalanan produk ditata secara baik dengan dukungan riset yang cukup kuat dan komunikasi yang bagus. Akibatnya, terjadi kejelian membaca pasar.”

Dikatakan Asto, peluang di produk herbal memang sangat besar. Namun, keberhasilan juga bergantung pada inovasi dan konsentrasi produk di dalam perusahaan itu. “Tipe pola pengembangan produk Soho sangat tertata. Soho punya strategi yang jelas,” ujar Asto menunjuk skema pengembangan Curcuma. “Upayanya yang fokus di multivitamin anak membuatnya menjadi nomor satu di multivitamin anak.”

“Soho juga cerdas mengambil momentum,” kata Asto tandas. Produk-produk yang diluncurkan selalu menempati pasar yang tengah kosong. Kalaupun ada pemain utamanya, Soho masuk di saat kompetitor sedang lengah. Akibatnya, dengan memiliki diferensiasi kuat, akhirnya produk Soho bisa menyodok ke atas. Contohnya, keberhasilan Curcuma Plus Emulsion menandingi Scot Emulsion. “Itu bukti bahwa positioning Soho tepat sesuai value-nya,” ujar Asto

Kecerdikan Soho juga terpancar dari strategi penamaan mereknya. Nama Diapet terdengar seperti ”mampet” yang berkonotasi menghentikan diare. Begitu pula Laxing juga terdengar sama dengan ”langsing” yang memang digunakan untuk mengendalikan bentuk tubuh. Yang terbaru, Soho juga meluncurkan Lelap yang berfungsi untuk obat tidur. “Artinya, Soho sangat mempertimbangkan setiap variabel yang memengaruhi keberadaannya,” kata doktor pemasaran dari Universitas Indonesia ini

Dengan performa produknya yang rata-rata masih baru tapi semua ingin lari kencang, maka yang harus diperhatikan adalah masalah distribusi. Kecepatan permintaan harus diimbangi dengan kecepatan distribusi dan ketersediaan barang. Bisa jadi PT Parit Padang, distributor Soho, sulit mengimbangi laju Soho yang fenomenal ini. Apalagi, Parit Padang hanya kuat di salah satu lini. Itu artinya, dibutuhkan distributor lain untuk mengisi kelemahan di Parit Padang.

Masalahnya, Parit Padang masih satu keluarga dengan Soho. Tentu, sulit bagi Soho membagi kue distribusi kepada pihak lain. Bagi Soho, situasi ini memang dilematis. Di satu sisi, ia harus berlari kencang, tapi di sisi lain, ia membutuhkan dukungan distribusi yang kuat. Inilah pekerjaan rumah yang harus segera dibereskan Soho agar 4P sebagai elemen pemasaran (produk, place, price, promotion) benar-benar optimal.gangan yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Read More...

stategi dunia marketing

Published in:

Pakar Marketing Dunia Bicara Strategi Gaet Pasar Muda di Paramadina.

Hari ini, puluhan ahli, para akademisi dan pengusaha muda dari berbagai sektor duduk bersama membahas tren baru di dunia saat ini dalam perhelatan bertema ‘Young Ideas Salon’ (Salon Ide Kaum Muda) di kampus pascasarjana Paramadina Graduate Schools, Gedung Energy, SCBD, Jakarta.

Di situ mereka melakukan diskusi interaktif yang menyoroti pemuda sebagai pasar yang luar biasa besar di berbagai belahan bumi. Young Ideas Salon adalah sebuah event international yang bermula dari Mumbai, lalu keliling ke Kuala Lumpur dan sekarang di Jakarta,” kata Muhammad Faisal M.Psi, pendiri YouthLab Indonesia, penggagas Young Ideas Salon. “Nantinya, acara ini berlanjut ke benua Afrika serta Eropa,” tambah Faisal.

Sebagai event kelas dunia, acara ini menghadirkan Graham Brown, pendiri dan direktur MobileYouth London (http://www.mobileyouth.org/) . Graham Brown dikenal sebagai pembicara dan penulis psikologi komunikasi serta media. Bersama rekannya, Josh Dhaliwal, Brown yang penulis buku “Mobile Youth Report” (2001) ini telah mengembangkan Mobile Youth untuk membantu 250-an client di 60 negara, termasuk Vodafone, Nokia, Coca-Cola, McDonalds, Telenor, Orange, O-2, pemerintahan Inggris dan komisi Eropa.

Pembicara lain adalah Bernard Hor, pendiri Summer Sands Group, Kuala Lumpur, yang merupakan ahli dalam youth engagement di Malaysia dan Putut Widjanarko Ph.D, Direktur Paramadina Graduate School of Communication (http://gradschool.paramadina.ac.id/programs/school-of-communication.html). Juga ada James Wiryawan, staf pengajar PPM, dan pengarang ‘Viral Marketing’, dan Muhammad Faisal sendiri. Sebagai panelis adalah Dicky, Imajinasi Foundation, dan Merlissa D (AIESEC) serta Chocky dari BEM UI.

Di dalam acara ‘Salon Ide Kaum Muda’ ini para pemateri berinteraksi langsung dengan panelis pemuda dan hadirin, bersama-sama menggali masukan dan wawasan mengenai budaya muda (youth culture) dan menemukan pemikiran yang orisinil untuk konteks ‘youth marketing’ di Indonesia. Acara juga dihadiri Direktur Utama PT Coca Cola Indonesia, Torsten Kuenzlen.

Pangsa pasar ‘kaum muda’ ini kian menarik belakangan ini, berkat perkembangan teknologi komunikasi yang demikian cepat. Sehingga muncullah paradigma baru, Youth Marketing, yang antara lain menekankan pendekatan bahwa semua konsumen adalah ‘brand manager’ Anda. Dengan kata lain, perusahaan mesti bisa menjadikan para konsumen -- ya, mereka yang sudah menjadi pembeli, client, pengguna dan pelanggan produk atau jasa perusahaan -- sebagai manager bagi ‘brand’ itu sendiri.

Alhasil, kaum muda-mudi itu bukan saja menjadi harapan bangsa, tapi juga, dari kaca mata marketing dan PR, mereka adalah harapan penjual. Pergaulan mereka yang amat lekat dengan social media menjadikan kelompok ini kian menarik untuk digarap sebagai duta perusahaan atau brand manager yang bisa meningkatkan citra dan profit perusahaan secara sangkil (efisien) dan mangkus (efektif).

Deputi Rektor bidang Kerjasama, Pengembangan Bisnis dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina, Ir.Wijayanto MPP berpendapat bahwa bagi Indonesia sendiri, ini juga jadi soal penting, khususnya mengingat besarnya pasar kaum muda di Indonesia yang saat ini ada sekitar 80 juta jiwa. Yang dimaksud Wijayanto itu adalah penduduk Indonesia yang berusia antara 14-35 tahun. Menurut Faisal, kaum muda Indonesia itu rata-rata aktif di tiga macam social media (Friendster, Facebook, dan Twitter). “Di dalam social media tersebut mereka memiliki ratusan teman. Ketika mereka menyukai sesuatu, mereka akan berbagi (men-share) hal tersebut dengan ratusan temannya, di kesempatan lain apabila mereka membenci sesuatu mereka juga akan berbagai (share) hal tersebut,” kata Faisal.

Itu sebabnya Faisal berpendapat bahwa Youth Marketing adalah sebuah konsep yang teramat penting dalam dunia PR dan marketing di Indonesia saat ini. “Pemuda tidak hanya berperan sebagai konsumen pasif, akan tetapi juga amplifier bagi ‘brand’ dan korporasi. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa generasi Y (lahir pada tahun 90an) memiliki budaya (culture) dan kebiasaan (habit) yang berbeda. Mereka telah mengalami pergeseran dari penonton televise (tv consumer) ke konsumen Internet (online media consumer). “Mereka lebih kritis dalam melihat sebuah produk, dan memiliki kemampuan untuk mengubah trend pasar. Oleh karena itu, pendekatan klasik seperti event olahraga maupun iklan televisi sudah tidak begitu ampuh untuk menaklukan kaum muda,” tambah Faisal

Read More...

Saya sering melewati tempatnya berjualan, sebuah lapak sederhana pada gang senggol (gang yang kalo kita lewat pasti bahu senggolan sama pinggir jalan saking sempitnya) di antara stasiun pondok cina dan pagar kampus UI Depok.

Tapi jarang saya memperhatikannya berhubung lapaknya hanya menjual aksesoris-aksesoris wanita seperti bando, bros, jepitan dan payung yang kadang barang-barangnya kita jumpai di KRL Jakarta-Bogor oleh para penjual asongan di atas kereta. Sampai kemudian ada peristiwa kecil yang mengubah pandangan saya tentang dirinya.

Waktu itu sekitar sebulan yang lalu, hujan, becek, tapi masih ada ojeg. Saya baru hendak pulang ke pondokan ketika lewat depan kiosnya dengan memakai payung saya yang sudah agak rusak. Tepat di depan kiosnya ada penjual bakso. Kebetulan karena belum makan siang dan dingin sekali, saya bermaksud hendak membelinya.

Setelah memesan untuk dibawa pulang, saya duduk di depan tempat fotocopy an sekitar dua lapak di samping lapak si abang tukang aksesoris. Ketika itu si abang mendekati saya dan berkata:

“Masih lama nunggunya mas?”

“Oh ini nunggu bakso, emang kenapa?” jawab saya

“Sini payung nya saya betulkan”

“Oh iya, berapa mas betulinnya?” saya menyodorkan payung saya

“Gak usah” kata si abang sambil mengambil payung saya dan kembali ke lapaknya

Saya kaget juga mendengarnya. Si abang ini berbaik hati menawarkan membetulkan payung saya padahal saya sama sekali tidak membeli payung di tempatnya bahkan tidak kenal sama sekali. Gratis pula, padahal sebenarnya saya mau saja memberikan 3-5 ribu kalau dia minta.

Setelah dikembalikan, sekali lagi saya pastikan dengan menanyakan “berapa bang?”

Si abang dengan senyum membalas “Gak usah” lalu dia mulai mengajarkan cara-cara melipat payung yang benar dan merawat payung agar tidak cepat rusak.

Sampai si abang selesai dan berlalu sekitar 5 menit kemudian, saya masih melongo dan hanya dapat mengucapkan terima kasih karena masih shock dengan kebaikan hati si abang.

Peristiwa ini mungkin sederhana, tapi saya banyak belajar darinya. Kita sering berbuat baik tapi kebanyakan perbuatan baik kita terhadap orang-orang yang ada kepentingan ataupun hubungan kekerabatan dengan kita.

Sekarang mari kita lihat dari sisi yang lain. Saya sering membaca “Pelanggan adalah raja” dan bagaimana melayani pelanggan di buku-buku manajemen ataupun marketing. Di perusahaan2 besar banyak para manajer yang turun tangan langsung menghadapi masalah yang dihadapi oleh customernya. Namun lihat apakah ada yang berbuat seperti si abang penjual aksesoris tadi? menawarkan bantuan pada saya yang sama sekali bukan customer nya. Jarang saya temui.
Saya yakin mungkin pendidikan si abang tidak lebih dari SMU, tindakan yang dilakukannya pun mungkin hanya didasarkan rasa ingin membantu tanpa niat mempromosikan dagangannya. Namun sejak peristiwa itu, ketika saya atau teman saya membutuhkan payung, serta merta saya pasti akan menunjuk si abang itu.

Waktu saya membeli payung saya yang sekarang pun si abang mengajarkan kembali cara melipat dan merawat payungnya. Padahal kalo mengingat-ingat, kira-kira berapa sih keuntungan si abang dari payung yang saya beli? saya yakin cuma sekitar 1000-2000 rupiah saja.

Saya ingat salah satu produsen ponsel hanya menawarkan jasa penjelasan fitur pada ponsel terbatas ponsel di atas 3 juta. Daripada para manajer marketing yang duduk di meja-meja perusahaan ponsel itu, saya lebih sena

Read More...

the real marketing

Published in:

Hermawan Kartajaya adalah kombinasi unik antara pemikir konseptual strategi bisnis dan praktisi lapangan. Merupakan "the real marketing guru" di dunia dari Indonesia dan merupakan satu-satunya penulis Indonesia yang menjadi co-author untuk berbagai buku best-seller bersama maha-guru pemasaran tingkat dunia Prof. Philip Kotler. Selain sebagai konsultan paling terkemuka di Indonesia, Hermawan Kartajaya adalah pembicara di berbagai seminar yang sangat produktif dan pernah menjabat sebagai President World Marketing Association (WMA) dan Asia Marketing Federation (AMF). Hermawan Kartajaya adalah satu-satunya konsultan pemasaran Indonesia yang diakui sebagai "1 of 50 Marketing Gurus" dunia yang berpengaruh terhadap perkembangan marketing internasional (hanya 2 orang di Asia)-suatu pengakuan dari Chartered Institute of Marketing United Kingdom, asosiasi marketing paling besar dan prestisius di Inggris dan dunia.

Tapi mengapa orang indonesia tidak banyak yang jago marketing, atau setidaknya terpengaruh oleh keberadaan seorang ahli marketing di Indonesia, tapi nyatanya gak terlalu banyak berpengaruh. Tetap aja yang kerja ya kerja, dengan gaji pas pasan aja, pas dibutuhkan pas kehabisan. Seharusnya kalau di daerah tempat beradanya seorang "Marketing Guru" yang hebat jadi banyak pengaruhnya paling tidak ekonomi Indonesia ini tidak terlalu terpuruk seperti sekarang ini.

Jadi sebenernya sih gak terlalu berpengaruh keberadaan Hermawan Kertajaya yang dikatakan sebagai Marketing Guru. Kalau nyuruh beli bukunya sih males ah, repot ntar bacanya, mending langsung aja praktek; jualan atau sambil pelihara ikan, berani pergi ke pasar pasti beres.

Read More...

business student

Published in:

Award-winning student business plan attracts investment interest

A business plan for an innovative testing service has won not only a young entrepreneur award for three City University of Hong Kong (CityU) students, but also keen investment interest that could pave the way for them to become young entrepreneurshttp

Read More...

想增加網站流量及銷售量?
天峰亞洲網上推廣顧問有限公司幫到你!
(熱線:852 - 27336146)
picture
為何選擇我們網上推廣服務?

兩年多-三年網上推廣,宣傳經驗 - 我們經驗團隊每天都利用互聯網在網上賺錢,所以絕對明白怎樣方法才能幫助你。
提升回報率 - 我們明白您的一分一毫都是辛苦賺回來的,所以所有提議方法,必會利用科學法,幫你量度回報率。
絕對保密 -所有客戶提供的資料將會絕對保密,我們不會與任何人透露,自己的員工也不例外。
彈性合約 -除了SEO,搜尋優化服務外,所有服務均沒有合約綁死,客戶可自行決定續約與否。
與別的網上宣傳公司不同,我們的服務絕不會用上一些垃圾或影響貴公司形像的方法來進行推廣;顧客因此·可以放心。
客戶遍佈全球,英,美,新西蘭,馬來西亞,新加坡及香港, 服務一流,客戶可絕對放心。

Read More...

GURU MARKETING

Published in:

Saat pertama kali belajar internet marketing, kita seringkali melakukan serangkaian kesalahan. Kadang kesalahan tersebut sepele dan dapat diperbaiki, tapi tak jarang juga berakibat fatal.

Untuk sekedar membuat blog di blogspot yang katanya mudah dan harusnya bisa diselesaikan dalam hitungan menit, saking bingungnya malah error. Ingin rasanya bertanya tapi bingung mau bertanya pada siapa dan bagaimana caranya. Dunia internet marketing masih terasa begitu asing... Apakah Anda sedang mengalami hal ini?

Bagi Anda yang telah melewati masa tersebut, sekarang sudah bisa tersenyum geli mengingat kekonyolan dan ketololan yang lalu. Tapi bagi pemula yang baru mulai belajar tentunya tidak senang diketawain. Yang dicari adalah seorang guru yang mau membimbing dengan sabar, tidak menghina meski pertanyaan yang diajukan sepele, oleh orang gaptek sekalipun. Setuju? Nah di mana kita bisa menemukan guru tersebut?

Di Indonesia sudah banyak orang yang berhasil di internet marketing. Ada Anne Ahira, Dini Shanti, Cosa Aranda, Suwandi Chow, GM Susanto, Peter Kohar, Welly Mulia, Alex Iskandar dan Jethro Jiang, Sukarto dan Hianoto, dan masih sangat banyak lagi. Semuanya hebat, memiliki keahlian dan kelebihan. Tapi pertanyaannya siapa yang mau meladeni pertanyaan-pertanyaan pemula dan orang gaptek? Mau menjawab sms, telepon, belajar privat gratis melalui tatap muka langsung ke rumah si guru, bertanya melalui chatting maupun email? Ada enggak ya....

Untunglah jawabannya ada. Pak Davit namanya. Beliau memang sengaja memfokuskan materi pengajarannya ke pemula, bahkan yang gaptek sekalipun. Untuk keperluan itu Pak Davit selain menangani sendiri juga dibantu oleh para asistennya.

Pak Davit melihat minat orang Indonesia dalam belajar internet marketing sangat besar. Tapi banyak yang akhirnya menyerah karena hal yang sepele, merasa diri gaptek, terus bingung atau malu atau tidak tahu kepada siapa harus bertanya. Karena Pak Davit mempunyai visi menciptakan 1 juta lapangan kerja dari kekuatan bisnis online, Pak Davit mau menjadi solusi bagi para pemula dan para gapteker yang mau sungguh-sungguh belajar internet marketing.

Anda bisa melihat dan mempelajari profil Pak Davit di website Rahasia Website Pemula. Pak Davit merupakan murid Anne Ahira. Pak Davit aktif ikut gathering Asian Brain. Baru-baru ini di forum Asian Brain Pak Davit bercerita tentang keberhasilannya mendapat order yang lumayan dari toko online sepatunya.

Sudah beberapa tahun Pak Davit pensiun sebagai karyawan dan beralih profesi menjadi pebisnis online. Usahanya terus berkembang pesat.

Anda bisa bertanya kepada Pak Davit melalui fasilitas sms, email maupun chatting. Untuk chatting silakan scroll ke bawah Rahasia Website Pemula, coba lihat siapa yang online di sana, silakan chat dengan Pak Davit atau asistennya. Anda akan dilayani dengan ramah. Layanan chatting hadir setiap hari Senin sampai Kamis dari jam 10 pagi sampai jam 23 malam. Jumat libur. Sabtu pukul 09.00 - 16.00 dan Minggu pukul 09.00 - 12.00. Fasilitas ini gratis dan karena memang ditujukan untuk pemula maka Anda tidak perlu malu dalam bertanya. Pak Davit dan para asistennya akan membimbing dengan penuh kesabaran.

Bagi Anda yang ingin belajar privat gratis di rumah Pak Davit Putra di Bogor, syaratnya mudah, hanya dengan menjadi member Rahasia Website Pemula (RWP). Di ebook RWP diajarkan secara step by step, panduannya dilengkapi dengan gambar sehingga mudah diikuti. Panduan ini dimulai dari pengenalan bisnis online, cara riset, cara memilih nama domain, cara membuat website, cara mendapatkan penghasilan, dsb.

Harga normal ebook RWP Rp 190.000 tapi di saat-saat tertentu Pak Davit suka membuat kejutan diskon. Sekitar tanggal 20 Februari, selama 12 hari, Pak Davit kembali akan mendiskon harga ebooknya. Bagi Anda yang merasa tertarik ingin tahu lebih lanjut, agar tidak ketinggalan informasi, silakan berlangganan newsletter dari Pak Davit. Caranya pergi ke Rahasia Website Pemula, isi nama dan alamat email Anda di bagian klik minta buku gratis. Setelah itu check email Anda, lakukan verifikasi (klik link yang ada di sana). Download dan pelajari ebooknya. Check email Anda secara berkala, Pak Davit akan mengirimkan info dan tips-tips menarik mengenai internet marketing.

Ada banyak metode dalam belajar, ada banyak guru. Ada orang yang berhasil belajar cukup dengan 1 orang guru, ada yang butuh banyak guru. Sesuaikan semuanya dengan kebutuhan dan kemampuan Anda. Siapapun guru yang Anda pilih, yakinkan diri Anda kalau guru tersebut bisa membimbing Anda hingga sukses karena keyakinan diri itu sangat penting. Salam sukses.

Read More...

belajar marketing

Published in:

Perkenalkan kepada anda panduan lengkap "Nge Blog Dapet Duit" (Edisi Internet Marketer) berdasarkan pengalaman saya selama 2 tahun:
dapet duit dengan blog box

Apa itu nge-blog?

Nge-blog artinya menulis di blog anda. Jika anda belum tahu apa itu blog, anda selama ini kemana aja?

Bercanda deh, kalau anda belum tahu apa itu blog, saya jelaskan sedikit.

Blog singkatkan dari "web log", artinya sebuah situs/website yang sering diupdate secara konsisten. Sama seperti website yang sering anda temukan, hanya saja blog lebih berorientasi kepada content yang sering diupdate.

Dan blog juga lebih gampang dibuatnya sehingga siapa saja (termasuk anda yang benar-benar mulai dari NOL) bisa membuat blog dalam waktu yang sangat cepat (hitungan menit). Ini bukan "hype" lho, ini beneran. Dengan sistem blog, anda hanya perlu menulis content, lalu klik "publish" dan content anda akan tampil di blog anda.

Kalau anda bingung apa itu "content", "content" adalah bahan yang anda tulis di blog anda. Misalnya blog anda tentang komputer game, berarti "content" adalah apa saja yang anda tulis di blog anda tentang komputer game.

Kenapa harus pilih blog? Karena lebih google friendly.

Kenapa harus wordpress? Karena lebih canggih dan kereeen.

Kenapa saya belum punya blog wordpres? Karena bikin nya susaaahhh banget.

Tapi sejak ketemu sama ngeblogdapetduit.com saya tidak lagi mengalami kesulitan. Udah gitu bisa punya penghasilan lagi dari blog. Salut buat saya dan ngeblogdapetduit.com

Nugraha Beccus
www.sekolahbacatulis.com


Seperti yang saya katakan di atas, anda bisa membuat blog dalam waktu yang sangat cepat. Masalahnya adalah bagaimana menggunakan blog tsb untuk mendapatkan uang => ini yang sulit. Tapi tidak apa-apa, dalam panduan lengkap "Nge Blog Dapet Duit" saya akan menjelaskan bagaimana anda bisa memanfaatkan blog anda untuk mendapatkan duit.

Read More...

Marketing specializations

With the rapidly emerging force of globalization, the distinction between marketing within a firm's home country and marketing within external markets is disappearing very quickly. With this in mind, firms need to reorient their marketing strategies to meet the challenges of the global marketplace, in addition to sustaining their competitiveness within home markets.[15]
[edit] Buying behaviour

A marketing firm must ascertain the nature of customers' buying behavior if it is to market its product properly. In order to entice and persuade a consumer to buy a product, marketers try to determine the behavioral process of how a given product is purchased. Buying behavior is usually split into two prime strands, whether selling to the consumer, known as business-to-consumer (B2C), or to another business, known as business-to-business (B2B).
[edit] B2C buying behaviour

This mode of behaviour concerns consumers and their purchase of a given product. For example, if one imagines a pair of sneakers, the desire for a pair of sneakers would be followed by an information search on available types/brands. This may include perusing media outlets, but most commonly consists of information gathered from family and friends. If the information search is insufficient, the consumer may search for alternative means to satisfy the need/want. In this case, this may mean buying leather shoes, sandals, etc. The purchase decision is then made, in which the consumer actually buys the product. Following this stage, a post-purchase evaluation is often conducted, comprising an appraisal of the value/utility brought by the purchase of the sneakers. If the value/utility is high, then a repeat purchase may be made. This could then develop into consumer loyalty to the firm producing the sneakers.
[edit] B2B buying behaviour

Relates to organizational/industrial buying behavior.[16] "B2B" stands for Business to Business. B2B marketing involves one business marketing a product or service to another business. B2C and B2B behavior are not precise terms, as similarities and differences exist, with some key differences listed below:

In a straight re-buy, the fourth, fifth and sixth stages are omitted. In a modified re-buy scenario, the fifth and sixth stages are precluded. In a new buy, all stages are conducted.
[edit] Use of technologies

Marketing management can also rely on various technologies within the scope of its marketing efforts. Computer-based information systems can be employed, aiding in better processing and storage of data. Marketing researchers can use such systems to devise better methods of converting data into information, and for the creation of enhanced data gathering methods. Information technology can aid in enhancing an MKIS' software and hardware components, and improve a company's marketing decision-making process.

In recent years, the notebook personal computer has gained significant market share among laptops, largely due to its more user-friendly size and portability. Information technology typically progresses at a fast rate, leading to marketing managers being cognizant of the latest technological developments. Moreover, the launch of smartphones into the cellphone market is commonly derived from a demand among consumers for more technologically advanced products. A firm can lose out to competitors should it ignore technological innovations in its industry.

Technological advancements can lessen barriers between countries and regions. Using the World Wide Web, firms can quickly dispatch information from one country to another without much restriction. Prior to the mass usage of the Internet, such transfers of information would have taken longer to send, especially if done via snail mail, telex, etc.

Recently, there has been a large emphasis on data analytics. Data can be mined from various sources such as online forms, mobile phone applications and more recently, social media.
[edit] Services marketing

Services marketing relates to the marketing of services, as opposed to tangible products. A service (as opposed to a good) is typically defined as follows:

* The use of it is inseparable from its purchase (i.e., a service is used and consumed simultaneously)
* It does not possess material form, and thus cannot be touched, seen, heard, tasted, or smelled.
* The use of a service is inherently subjective, meaning that several persons experiencing a service would each experience it uniquely.

For example, a train ride can be deemed a service. If one buys a train ticket, the use of the train is typically experienced concurrently with the purchase of the ticket. Although the train is a physical object, one is not paying for the permanent ownership of the tangible components of the train.

Services (compared with goods) can also be viewed as a spectrum. Not all products are pure goods, nor are all pure services. An example would be a restaurant, where a waiter's service is intangible, but the food is tangible.

Read More...

personal selling

Published in:

Personal Selling is the oral presentations made by the individual salesperson. In this case a conversation with one or more prospective buyers who intended to create sales.
Here is the definition of selling face to face (personal selling) put forward by the experts.
Kotler (2003:564)

"Personal Sellling: face to face interaction with one or more perspective purchasers for the purpose of making presentations, answering questions, and procuring orders"

Sales to-face verbal communication consists of a sales force with one or more prospective buyers with the aim that the occurrence or influence sales. But the purpose of selling face to face, in a better state than other promotional tools.

Read More...

system marketing

Published in:

A CRM system may be chosen because it is thought to provide the following advantages:[citation needed]

* Quality and efficiency
* Decrease in overall costs
* Decision support
* Enterprise agility
* Customer Attention

[edit] Challenges

Successful development, implementation, use and support of customer relationship management systems can provide a significant advantage to the user, but often, there are obstacles that obstruct the user from using the system to its full potential. Instances of a CRM attempting to contain a large, complex group of data can become cumbersome and difficult to understand for an ill-trained user.

Additionally, an interface that is difficult to navigate or understand can hinder the CRM’s effectiveness, causing users to pick and choose which areas of the system to be used, while others may be pushed aside. This fragmented implementation can cause inherent challenges, as only certain parts are used and the system is not fully functional. The increased use of customer relationship management software has also led to an industry-wide shift in evaluating the role of the developer in designing and maintaining its software. Companies are urged to consider the overall impact of a viable CRM software suite and the potential for good or harm in its use.
[edit] Complexity

Tools and workflows can be complex, especially for large businesses. Previously these tools were generally limited to simple CRM solutions which focused on monitoring and recording interactions and communications. Software solutions then expanded to embrace deal tracking, territories, opportunities, and the sales pipeline itself. Next came the advent of tools for other client-interface business functions, as described below. These tools have been, and still are, offered as on-premises software that companies purchase and run on their own IT infrastructure.
[edit] Poor usability

One of the largest challenges that customer relationship management systems face is poor usability. With a difficult interface for a user to navigate, implementation can be fragmented or not entirely complete.

The importance of usability in a system has developed over time.[5] Customers are likely not as patient to work through malfunctions or gaps in user safety,[5] and there is an expectation that the usability of systems should be somewhat intuitive: “it helps make the machine an extension of the way I think — not how it wants me to think.”

An intuitive design can prove most effective in developing the content and layout of a customer relationship management system.[6] Two 2008 case studies show that the layout of a system provides a strong correlation to the ease of use for a system and that it proved more beneficial for the design to focus on presenting information in a way that reflected the most important goals and tasks of the user, rather than the structure of the organization.[6] This “ease of service” is paramount for developing a system that is usable.[7]

In many cases, the growth of capabilities and complexities of systems has hampered the usability of a customer relationship management system. An overly complex computer system can result in an equally complex and non-friendly user interface, thus not allowing the system to work as fully intended.[7] This bloated software can appear sluggish and/or overwhelming to the user, keeping the system from full use and potential. A series of 1998 research indicates that each item added to an information display can significantly affect the overall experience of the user.[8]
[edit] Fragmentation

Often, poor usability can lead to implementations that are fragmented — isolated initiatives by individual departments to address their own needs. Systems that start disunited usually stay that way: siloed thinking and decision processes frequently lead to separate and incompatible systems, and dysfunctional processes.

A fragmented implementation can negate any financial benefit associated with a customer relationship management system, as companies choose not to use all the associated features factored when justifying the investment.[9] Instead, it is important that support for the CRM system is companywide.[9] The challenge of fragmented implementations may be mitigated with improvements in late-generation CRM systems.[10]
[edit] Business reputation

Building and maintaining a strong business reputation has become increasingly challenging. The outcome of internal fragmentation that is observed and commented upon by customers is now visible to the rest of the world in the era of the social customer; in the past, only employees or partners were aware of it. Addressing the fragmentation requires a shift in philosophy and mindset in an organization so that everyone considers the impact to the customer of policy, decisions and actions. Human response at all levels of the organization can affect the customer experience for good or ill. Even one unhappy customer can deliver a body blow to a business.[11]

Some developments and shifts have made companies more conscious of the life-cycle of a customer relationship management system.[7] Companies now consider the possibility of brand loyalty and persistence of its users to purchase updates, upgrades and future editions of software.[7]

Additionally, CRM systems face the challenge of producing viable financial profits, with a 2002 study suggesting that less than half of CRM projects are expected to provide a significant return on investment.[12] Poor usability and low usage rates lead many companies to indicate that it was difficult to justify investment in the software without the potential for more tangible gains.[12]
[edit] Security concerns

A large challenge faced by developers and users is found in striking a balance between ease of use in the CRM interface and suitable and acceptable security measures and features. Corporations investing in CRM software do so expecting a relative ease of use while also requiring that customer and other sensitive data remain secure. This balance can be difficult, as many believe that improvements in security come at the expense of system usability.[13]

Research and study show the importance of designing and developing technology that balances a positive user interface with security features that meet industry and corporate standards.[14] A 2002 study shows, however, that security and usability can coexist harmoniously.[13] In many ways, a secure CRM system can become more usable.

Researchers have argued that, in most cases, security breaches are the result of user-error (such as unintentionally downloading and executing a computer virus). In these events, the computer system acted as it should in identifying a file and then, following the user’s orders to execute the file, exposed the computer and network to a harmful virus. Researchers argue that a more usable system creates less confusion and lessens the amount of potentially harmful errors, in turn creating a more secure and stable CRM system.[13]

Technical writers can play a large role in developing customer relationship management systems that are secure and easy to use. A series of 2008 research shows that CRM systems, among others, need to be more open to flexibility of technical writers, allowing these professionals to become content builders.[15] These professionals can then gather information and use it at their preference, developing a system that allows users to easily access desired information and is secure and trusted by its users.
[edit] Types/variations
[edit] Sales force automation

Sales force automation (SFA) involves using software to streamline all phases of the sales process, minimizing the time that sales representatives need to spend on each phase. This allows a business to use fewer sales representatives to manage their clients. At the heart of SFA is a contact management system for tracking and recording every stage in the sales process for each prospective client, from initial contact to final disposition. Many SFA applications also include insights into opportunities, territories, sales forecasts and workflow automation, quote gen
[edit] Marketing

CRM systems for marketing help the enterprise identify and target potential clients and generate leads for the sales team. A key marketing capability is tracking and measuring multichannel campaigns, including email, search, social media, telephone and direct mail. Metrics monitored include clicks, responses, leads, deals, and revenue. Alternatively, Prospect Relationship Management (PRM) solutions offer to track customer behaviour and nurture them from first contact to sale, often cutting out the active sales process altogether.

In a web-focused marketing CRM solution, organizations create and track specific web activities that help develop the client relationship. These activities may include such activities as free downloads, online video content, and online web presentations.[citation needed]
[edit] Customer service and support

Recognizing that service is an important factor in attracting and retaining customers, organizations are increasingly turning to technology to help them improve their clients’ experience while aiming to increase efficiency and minimize costs.[16] Even so, a 2009 study revealed that only 39% of corporate executives believe their employees have the right tools and authority to solve client problems.[17]
[edit] Appointment

Creating and scheduling appointments with customers is a central activity of most customer oriented businesses. Sales, customer support, and service personnel regularly spend a portion of their time getting in touch with customers and prospects through a variety of means to agree on a time and place for meeting for a sales conversation or to deliver customer service. Appointment CRM is a relatively new CRM platform category in which an automated system is used to offer a suite of suitable appointment times to a customer via e-mail or through a web site. An automated process is used to schedule and confirm the appointment, and place it on the appropriate person's calendar. Appointment CRM systems can be an origination point for a sales lead and are generally integrated with sales and marketing CRM systems to capture and store the interaction.
[edit] Analytics

Relevant analytics capabilities are often interwoven into applications for sales, marketing, and service. These features can be complemented and augmented with links to separate, purpose-built applications for analytics and business intelligence. Sales analytics let companies monitor and understand client actions and preferences, through sales forecasting and data quality.

Marketing applications generally come with predictive analytics to improve segmentation and targeting, and features for measuring the effectiveness of online, offline, and search marketing campaigns. Web analytics have evolved significantly from their starting point of merely tracking mouse clicks on Web sites. By evaluating “buy signals,” marketers can see which prospects are most likely to transact and also identify those who are bogged down in a sales process and need assistance. Marketing and finance personnel also use analytics to assess the value of multi-faceted programs as a whole.

These types of analytics are increasing in popularity as companies demand greater visibility into the performance of call centers and other service and support channels,[16] in order to correct problems before they affect satisfaction levels. Support-focused applications typically include dashboards similar to those for sales, plus capabilities to measure and analyze response times, service quality, agent performance, and the frequency of various issues.
[edit] Integrated/collaborative

Departments within enterprises — especially large enterprises — tend to function with little collaboration.[18] More recently, the development and adoption of these tools and services have fostered greater fluidity and cooperation among sales, service, and marketing. This finds expression in the concept of collaborative systems that use technology to build bridges between departments. For example, feedback from a technical support center can enlighten marketers about specific services and product features clients are asking for. Reps, in their turn, want to be able to pursue these opportunities without the burden of re-entering records and contact data into a separate SFA system.
[edit] Small business

For small business, basic client service can be accomplished by a contact manager system: an integrated solution that lets organizations and individuals efficiently track and record interactions, including emails, documents, jobs, faxes, scheduling, and more. These tools usually focus on accounts rather than on individual contacts. They also generally include opportunity insight for tracking sales pipelines plus added functionality for marketing and service. As with larger enterprises, small businesses are finding value in online solutions, especially for mobile and telecommuting workers.
[edit] Social media

Social media sites like Twitter, LinkedIn and Facebook are amplifying the voice of people in the marketplace and are having profound and far-reaching effects on the ways in which people buy. Customers can now research companies online and then ask for recommendations through social media channels, making their buying decision without contacting the company.

People also use social media to share opinions and experiences on companies, products and services. As social media is not as widely moderated or censored as mainstream media, individuals can say anything they want about a company or brand, positive or negative.

Increasingly, companies are looking to gain access to these conversations and take part in the dialogue. More than a few systems are now integrating to social networking sites. Social media promoters cite a number of business advantages, such as using online communities as a source of high-quality leads and a vehicle for crowd sourcing solutions to client-support problems. Companies can also leverage client stated habits and preferences to "Hypertargeting" their sales and marketing communications.[19]

Some analysts take the view that business-to-business marketers should proceed cautiously when weaving social media into their business processes. These observers recommend careful market research to determine if and where the phenomenon can provide measurable benefits for client interactions, sales and support.[20] It is stated[by whom?] that people feel their interactions are peer-to-peer between them and their contacts, and resent company involvement, sometimes responding with negatives about that company.
[edit] Non-profit and membership-based

Systems for non-profit and membership-based organizations help track constituents and their involvement in the organization. Capabilities typically include tracking the following: fund-raising, demographics, membership levels, membership directories, volunteering and communications with individuals.

Many include tools for identifying potential donors based on previous donations and participation. In light of the growth of social networking tools, there may be some overlap between social/community driven tools and non-profit/membership tools.
[edit] Horizontal Vs. Vertical

Horizontal CRM manufacturers offer the same non-specialized base product across all industries. They tend to be cheaper, least common denominator solutions.[citation needed] For example, a bakery would get the same product as a bank. Vertical CRM manufacturers offer specialized, specific industry or pain-point CRM solutions. In general, horizontal CRM solutions are less costly up front, and more costly in the future, due to the fact that companies must tailor them for their particular industry and business model.[citation needed] On the other hand, Vertical CRM solutions tend to be more costly up front and less costly down the road because they already incorporate best practices that are specific to an industry and business model.[citation needed]

Major CRM vendors offer horizontal CRM solutions. In order to tailor a horizontal CRM solution, companies may use industry templates to overlay some generic best practices by industry on top of the horizontal CRM solution.[citation needed] Horizontal CRM vendors may also rely on value added reseller networks of systems integrators to build vertical solutions and sell them as 3rd party add-ons or to come in and customize the solution to fit into a particular scenario.[citation needed]

Vertical CRM vendors focus on a particular industry. As a general rule of thumb in CRM, it is ten times as costly to build a vertical solution from a horizontal software program than it is to find a particular vertical solution that is already tailored to your business model and industry.[citation needed]
[edit] Strategy

For larger-scale enterprises, a complete and detailed plan is required to obtain the funding, resources, and company-wide support that can make the initiative of choosing and implementing a system successfully. Benefits must be defined, risks assessed, and cost quantified in three general areas:

* Processes: Though these systems have many technological components, business processes lie at its core. It can be seen as a more client-centric way of doing business, enabled by technology that consolidates and intelligently distributes pertinent information about clients, sales, marketing effectiveness, responsiveness, and market trends. Therefore, a company must analyze its business workflows and processes before choosing a technology platform; some will likely need re-engineering to better serve the overall goal of winning and satisfying clients. Moreover, planners need to determine the types of client information that are most relevant, and how best to employ them.[3]

* People: For an initiative to be effective, an organization must convince its staff that the new technology and workflows will benefit employees as well as clients. Senior executives need to be strong and visible advocates who can clearly state and support the case for change. Collaboration, teamwork, and two-way communication should be encouraged across hierarchical boundaries, especially with respect to process improvement.[21]

* Technology: In evaluating technology, key factors include alignment with the company’s business process strategy and goals, including the ability to deliver the right data to the right employees and sufficient ease of adoption and use. Platform selection is best undertaken by a carefully chosen group of executives who understand the business processes to be automated as well as the software issues. Depending upon the size of the company and the breadth of data, choosing an application can take anywhere from a few weeks to a year or more.[3]

[edit] Implementation
[edit] Implementation issues

Increases in revenue, higher rates of client satisfaction, and significant savings in operating costs are some of the benefits to an enterprise. Proponents emphasize that technology should be implemented only in the context of careful strategic and operational planning.[22] Implementations almost invariably fall short when one or more facets of this prescription are ignored:

* Poor planning: Initiatives can easily fail when efforts are limited to choosing and deploying software, without an accompanying rationale, context, and support for the workforce.[23] In other instances, enterprises simply automate flawed client-facing processes rather than redesign them according to best practices.
* Poor integration: For many companies, integrations are piecemeal initiatives that address a glaring need: improving a particular client-facing process or two or automating a favored sales or client support channel.[24] Such “point solutions” offer little or no integration or alignment with a company’s overall strategy. They offer a less than complete client view and often lead to unsatisfactory user experiences.
* Toward a solution: overcoming siloed thinking. Experts advise organizations to recognize the immense value of integrating their client-facing operations. In this view, internally-focused, department-centric views should be discarded in favor of reorienting processes toward information-sharing across marketing, sales, and service. For example, sales representatives need to know about current issues and relevant marketing promotions before attempting to cross-sell to a specific client. Marketing staff should be able to leverage client information from sales and service to better target campaigns and offers. And support agents require quick and complete access to a client’s sales and service history.[24]

[edit] Adoption issues

Historically, the landscape is littered with instances of low adoption rates. Many of the challenges listed above offer a glimpse into some of the obstacles that corporations implementing a CRM suite face; in many cases time, resources and staffing do not allow for the troubleshooting necessary to tackle an issue and the system is shelved or sidestepped instead.

Why is it so difficult sometimes to get employees up to date on rapidly developing new technology? Essentially, your employees need to understand how the system works, as well as understand the clients and their needs. No doubt this process is time consuming, but it is well worth the time and effort, as you will be better able to understand and meet the needs of your clients. CRM training needs to cover two types of information: relational knowledge and technological knowledge.
[edit] Statistics

In 2003, a Gartner report estimated that more than $1 billion had been spent on software that was not being used. More recent research indicates that the problem, while perhaps less severe, is a long way from being solved. According to CSO Insights, less than 40 percent of 1,275 participating companies had end-user adoption rates above 90 percent.[25] Additionally, many corporations only use CRM systems on a partial or fragmented basis, thus missing opportunities for effective marketing and efficiency.[26]

In a 2007 survey from the U.K., four-fifths of senior executives reported that their biggest challenge is getting their staff to use the systems they had installed. Further, 43 percent of respondents said they use less than half the functionality of their existing system; 72 percent indicated they would trade functionality for ease of use; 51 percent cited data synchronization as a major issue; and 67 percent said that finding time to evaluate systems was a major problem.[27] With expenditures expected to exceed $11 billion in 2010,[27] enterprises need to address and overcome persistent adoption challenges.

The amount of time needed for the development and implementation of a customer relationship management system can prove costly to the implementation as well. Research indicates that implementation timelines that are greater than 90 days in length run an increased risk in the CRM system failing to yield successful results.[12]
[edit] Increasing usage and adoption rates

Specialists offer these recommendations[25] for boosting adoptions rates and coaxing users to blend these tools into their daily workflow:

Additionally, researchers found the following themes were common in systems that users evaluated favorably. These positive evaluations led to the increased use and more thorough implementation of the CRM system. Further recommendations include[28]

* “Breadcrumb Trail”: This offers the user a path, usually at the top of a web or CRM page, to return to the starting point of navigation. This can prove useful for users who might find themselves lost or unsure how they got to the current screen in the CRM.
* Readily available search engine boxes: Research shows that users are quick to seek immediate results through the use of a search engine box. A CRM that uses a search box will keep assistance and immediate results quickly within the reach of a user.
* Help Option Menu: An outlet for quick assistance or frequently asked questions can provide users wit

Read More...

receipt post

Categories

About

About Me

Foto saya
say adalah seseorang yang intelektual,berfikir kritis, pengertian.

pertanian

pertanian-1994.blogspot.com
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Search

About Me

marquee onmouseover="this.stop()" onmouseout="this.star()scrolla mount="2"direction="up"
  • MrDarmians
  • shusan
  • pertanian.blogspot.com Kristina hidup-sehat-1993.blogspot.com rona satria a. meiliani harnik mudrikah fitri widya dwi mulan jesika