preload

Author

Foto Saya
shue_shan
say adalah seseorang yang intelektual,berfikir kritis, pengertian.
Lihat profil lengkapku

bisnis dalam kehidupan

Published in:
Bisnis adalah salah satu pilihan cara untuk menghasilkan materi. Dalam bahasa para pengusaha meraih profit. Dalam bahasa temen-temen Komunitas Pengusaha Rindu Syariah memperoleh “berkat”. Tentu tidak ada yang salah ketika ada yang punya pilihan lain, misalnya jadi pekerja. Berkarir menjadi pebisnis maupun pekerja adalah pilihan yang memiliki timbangan sama, karena dua-duanya bukan tujuan tetapi sebatas cara untuk mencapai tujuan.
Hidup Sukses
Tujuan yang penting adalah mencapai kesuksesan hidup. Standar hidup yang sukses ditentukan oleh bagian akhir dari kehidupan manusia. Bagi seorang muslim, bagian akhir dari kehidupannya adalah akhirat yang abadi. Keabadian di akhirat sangat tidak membahagiaakan jika dialami dalam siksaan api neraka. Akhirnya bisa kita pastikan, kebahagiaan yang tak terkira ketika keabadian di bagian akhir kehidupan, kita jalani di surga yang penuh dengan kenikmatan yang tak terbayang sebelumnya. Surga hanya untuk mereka yang mendapatkan ridho Allah. Ridho Allah dapat kita capai ketika kita selalu terikat pada aturan Allah baik dalam berpikir maupun bertindak. Keridhoan Allah adalah standar hidup sukses di dunia dan akhirat. Inilah long-term vision bagi seorang muslim sejati, siapapun kita, pebisnis maupun pekerja.
Bisnis Sukses untuk Hidup Sukses
Bisnis sebagai sebuah rangkaian hidup, ditempatkan dalam term waktu saat hidup di dunia.  Dan setelah kematian tidak akan bisa kita melakukan aktivitas bisnis. Bisnis bukanlah bagian akhir dalam kehidupan kita. Oleh karena itu kesuksesan bisnis ditempatkan sebagai short-term vision. Short-term vision harus dipastikan betul men-support tercapainya long-term vision, jangan sampai beda arah atau bahkan bertentangan. Bagi yang memilih hidup sebagai pebisnis maka standard sukses dapat dilihat dari 2 aspek yaitu:
1.    Sukses bisnis dari aspek diraihnya profit.
Sederhana saja, bisnis yang sukses adalah ketika omset dan profitnya besar serta berlangsung secara stabil. Hal ini penting untuk ditetapkan agar ada standard keberhasilan yang terukur. Harus didesain strategi dan taktik untuk meraihnya dengan serius. Target yang besar tentunya harus dibarengi dengan effort yang besar. Jangan pernah berbisnis tanpa effort yang serius, karena secara logis hasilnya juga tidak akan serius. Pantang menyerah, berani melangkah, kreatif, proaktif dan sikap positif lainnya harus dijadikan habbit untuk memastikan effort bisnisnya serius.
2.    Sukses bisnis dari aspek input dan proses meraih profit.
Bisnis yang sukses pada aspek ke 2 ini terkait dengan keridhoan Allah SWT. Bila kesuksesan pada aspek ke 2 ini tidak tercapai maka tak ada gunanya sukses di aspek no. 1 karena profitnya tak ada harganya di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu sukses bisnis adalah ketika bisnis dijalankan sesuai dengan aturan Allah (syariah Islam). Tak ada sukses bisnis ketika permodalan usahanya dengan riba (seperti banyak dijajakan perbankan konvensional maupun “syariah”). Bisnis gagal ketika produknya haram dan transaksi penjualannya menyalahi aturan Islam. Menipu, mengurangi timbangan, suap untuk memenangkan tender adalah beberapa contoh lain menuju proses bisnis yang gagal. Profit yang besar dan stabil pada hakikatnya “tidak ada” dan “terbakar” ketika input dan prosesnya tidak sesuai aturan Allah SWT. Inilah tantangan luar biasa di zaman edan ini. Perlu keberanian syariah untuk sukses bisnis.
Dua aspek bisnis sukses tadi adalah seperti dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Bisnis jelas harus meraih profit, tetapi ingat cara meraihnya harus benar-benar 100% syariah agar amal bisnis kita tidak hangus dihadapan Allah. Bisnis yang telah dijalankan sesuai syariah tentunya juga harus dibangun secara kreatif, kerja keras, proaktif dan syarat-syarat profesional lainnya agar secara strategi-taktik benar-benar memiliki kemungkinan besar untuk meraih profit yang besar dan stabil.
Meraih Sukses Bisnis lebih Tinggi dan lebih Tinggi Lagi
Bisnis yang sukses memiliki 5 level, yaitu :
1.    Level pertama (paling bawah) : “Saya bisnis dan meraih profit dengan cara apapun: halal maupun haram”. Bisnis model ini nampaknya sukses tetapi sebenarnya sukses yang semu atau disebut juga gagal.
2.    Level kedua : “Saya bisnis dan meraih profit dengan cara halal sesuai aturan Allah SWT”. Level ini masih sebatas profit walau halal, sedangkan follow up profitnya masih belum jelas.
3.    Level ketiga : “Saya bisnis dan meraih profit dengan cara halal sesuai aturan Allah SWT dan saya gunakan untuk menafkahi keluarga dan kerabat”
4.    Level keempat : “Saya bisnis dan meraih profit dengan cara halal sesuai aturan Allah SWT dan saya gunakan untuk :
-    menafkahi keluarga dan kerabat
-    sebagian besarnya lagi saya gunakan untuk infak perjuangan penegakan syariah Islam. Infak perjuangan akan terus saya tingkatkan sehingga wadah saya seluas sahabat Abu Bakar dan Abdurrahman bin Auf.
Target omset dan profit bisnis, saya hitung berdasarkan upaya meraih 2 target ini”.
5.    Level kelima (paling tinggi) : “Saya bisnis dan meraih profit dengan cara halal sesuai aturan Allah SWT dan saya gunakan untuk :
-    menafkahi keluarga dan kerabat
-    sebagian besarnya lagi saya gunakan untuk infak perjuangan penegakan syariah Islam. Infak perjuangan akan terus saya tingkatkan sehingga wadah saya seluas sahabat Abu Bakar dan Abdurrahman bin Auf.
-    membantu tetangga dan siapapun yang membutuhkan kemanfaatan profit saya sebagai bangunan meraih nilai kemanusiaan.
Target omset dan profit bisnis, saya hitung berdasarkan upaya meraih 3 target ini”.
Semoga kita terus mencari level yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi dalam sukses bisnis kita. Bisnis tidak sekedar untuk bisnis tetapi bisnis sukses untuk meraih hidup yang sukses. Tentunya yang perlu kita catat, target-target selain profit cukup kita simpan dalam diri maupun team bisnis agar tetap menjaga keikhlasan. Jangan sampai kita keluarkan ungkapan misalnya dalam bahasa iklan – “belilah produk saya, karena 10% dari keuntungannya akan saya infakkan untuk dakwah”. Ungkapan ini kalau ditargetkan untuk kepentingan pemasaran dapat menjauhkan dari keikhlasan. Sembunyikan saja target infak dan kemanusiaan bisnis kita agar tidak menghanguskan nilai-nilai kehidupan lainnya dan agar target bisnis sukses untuk hidup sukses benar-benar tercapai. Selamat berjuang!!! Man jadda wa jada!!!
  • 0 komentar:

    • Posting Komentar

receipt post

Categories

About

About Me

Foto saya
say adalah seseorang yang intelektual,berfikir kritis, pengertian.

pertanian

pertanian-1994.blogspot.com
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Search

About Me

marquee onmouseover="this.stop()" onmouseout="this.star()scrolla mount="2"direction="up"
  • MrDarmians
  • shusan
  • pertanian.blogspot.com Kristina hidup-sehat-1993.blogspot.com rona satria a. meiliani harnik mudrikah fitri widya dwi mulan jesika